digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

COVER Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 1 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 2 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 3 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 4 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 5 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

BAB 6 Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

PUSTAKA Muhamad Vidi Faizal
PUBLIC Dedi Rosadi

Secara umum batuan di Pulau Bangka didominasi oleh batuan berumur Paleozoikum – Mesozoikum yang telah mengalami beberapa tahapan deformasi. Proses subduksi Paleotethys yang dilanjutkan dengan tumbukan blok Sibumasu dan Malaya Timur (Indochina) menghasilkan beberapa tahapan deformasi dan metamorfisme regional. Pemetaan geologi pada skala 1:25.000 disertai dengan studi mikrostruktur menggunakan konsep mikrotektonik, meliputi deskripsi lapangan dan pengamatan sayatan tipis diharapkan akan mampu menjelaskan perkembangan tahapan deformasi dan metamorfisme yang berlangsung di Pulau Bangka. Secara administratif daerah penelitian terletak di Kecamatan Pemali, Merawang, dan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Daerah penelitian terletak pada koordinat 614000 – 623000 mT dan 9783000 – 9793000 mU. Litologi penyusun daerah penelitian terdiri dari satuan sekis dan satuan batusabak (Karbon – Perm), satuan batupasir (Trias Awal), satuan granit (Trias Akhir), serta endapan aluvial. Satuan sekis dan batusabak terbentuk pada fasies sekis hijau mengikuti metamorfisme Barrovian. Satuan batupasir diendapkan pada cekungan muka daratan. Satuan granit di daerah penelitian merupakan granit tipe S (granit biotit). Pengamatan sayatan tipis pada granit menunjukkan bahwa struktur stretching lineation serta struktur hasil rekristalisasi dinamis umum ditemukan pada granit. Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan granit turut dikontrol oleh deformasi regional. Perkembangan deformasi daerah penelitian terbagi menjadi empat tahapan yaitu. Deformasi pertama dengan membentuk batuan metamorf dengan arah strike foliasi barat laut – tenggara yang berkaitan dengan subduksi Paleotethys pada zaman Perm. Deformasi kedua berkaitan dengan pembentukan sesar-sesar naik yang dicirikan oleh milonit mengindikasikan adanya shear zone dalam keadaan brittle-ductile ketika tumbukan Sibumasu dan Malaya Timur (Trias Awal) bersamaan dengan pembentukan satuan granit. Pengukuran C-fabric (Cisaillement) menunjukkan arah barat laut – tenggara pada shear zone. Tegasan utama deformasi pertama dan kedua adalah berarah barat daya – timur laut. Deformasi ketiga membentuk shear zone yang dicirikan dengan protomilonit dengan arah barat daya – timur laut yang berlangsung pada zaman Trias Akhir - Jura. Deformasi keempat berlangsung pada zaman Tersier yang membentuk sesar menganan dengan arah utara – selatan.