digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Akbar Dwi Wahyono
PUBLIC Alice Diniarti

Pada aktivitas manajemen reservoir, pengujian tracer merupakan cara yang paling tepat untuk mendapatkan gambaran mengenai konektivitas antar sumur, perkiraan aliran fluida di reservoir dan evaluasi program injeksi di lapangan panas bumi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk analisa tracer test yaitu metode moment analysis dari Shook. Metode ini dapat menghitung flow geometry dan sweep efficiency dari penggunaan fluida injeksi berdasarkan estimasi tracer mean residence time. Penambahan informasi mengenai kondisi aliran fluida di subsurface dan distribusi permeabilitas di sepanjang zona patahan (interpretasi kualitatif) beserta pembaharuan terhadap evaluasi pengaruh injeksi fluida dingin di LHD-7 terhadap sumur-sumur produksi di area Utara dan Selatan (interpretasi kuantitatif) menjadi tujuan penelitian ini dengan menggunakan metode moment analysis. Hasil analisa menunjukkan pola homogen pada kurva plot flow – storage capacity (flow geometry) di semua koneksi pasangan sumur. Hal ini diduga karena damage zone yang berupa sesar-sesar kecil, rekahan-rekahan kecil, veins dan fold menjadi pengatur aliran fluida di reservoir. Pola permeabilitas di reservoir Lahendong dominan berupa distributed conduit, sedangkan struktur normal di sekitar danau Linau teridentifikasi memiliki pola permeabilitas kombinasi barrier-conduit. Tiga model aliran fluida injeksi di reservoir dapat diidentifikasi berupa: koneksi langsung (streamlines) di sepanjang rekahan, aliran melalui matriks batuan, dan sweeping atau mixing dengan volume bulk reservoir. Aliran sweeping di reservoir merupakan aliran yang dominan di reservoir apabila dibandingkan dengan fraksi fluida yang mengalir melalui streamlines yang kurang dari 4,5%. Namun, fraksi tersebut cukup berpotensi untuk menimbulkan thermal breakthrough di sumur-sumur produksi di area Utara pada LHD-5 dan di area Selatan pada LHD-8, LHD-12 dan LHD-18. Empat permasalahan utama terkait program reinjeksi di Lahendong berhasil diidentifikasi berdasarkan interpretasi tracer test beserta implikasinya terhadap strategi manajemen reservoir pada masa mendatang.