ABSTRAK Isna Nuraini
PUBLIC 
COVER Isna Nuraini
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Isna Nuraini
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Isna Nuraini
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Isna Nuraini
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Isna Nuraini
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Isna Nuraini
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Isna Nuraini
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Salah satu tahap paling penting dalam metode seismik yaitu pengolahan data yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sinyal to noise ratio data seismik, sehingga
dihasilkan penampang seismik yang merepresentasikan bawah permukaan dengan
baik. Teknologi seismik dalam eksplorasi hidrokarbon masih mendominasi hingga
sekarang ini, khususnya metode seismik refleksi gelombang-P. Namun pada kasus
tertentu, metode seismik refleksi konvensional P-P memiliki kelemahan dalam
memberikan gambaran pada kondisi geologi yang kompleks dan seringkali
memberikan respon yang ambigu. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan lain yang
dikenal dengan converted-wave seismic exploration dengan menggunakan
geophone multicomponent yang mampu merekam gelombang P pada komponen
vertikal dan gelombang S pada komponen horizontal. Sebagai langkah validasi,
metode converted-wave diterapkan pada data sintetik dengan model berupa lapisan
tipis di bawah gas dangkal. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan citra
penampang seismik dari pengolahan P-P dan P-S yang dipengaruhi oleh gas
dangkal terhadap lapisan tipis serta struktur geologi dibawahnya. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa penampang migrasi pengolahan P-S jauh lebih baik
dalam menggambarkan base dari gas dangkal, sehingga gambaran lapisan tipis di
bawah gas dangkal terlihat lebih jelas dibandingkan dengan penampang migrasi PP. Hal ini dikonfirmasi dengan perhitungan resolusi vertikal yang telah dilakukan
bahwa ketika ???????? lebih kecil daripada ????????, maka akan meningkatkan resolusi vertikal
dari data seismik yang dimiliki. Pengolahan data seismik dilanjutkan dengan
mengekstrak informasi gelombang P-SV dari komponen vertikal yang berasosiasi
dengan gelombang P-P. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa bahwa gelombang S
terekam baik pada komponen vertikal maupun horizontal geophone. Nilai Vp/Vs
saat proses binning turut memiliki peran dalam keberhasilan ekstraksi gather P-SV
pada komponen vertikal. Ketika model konfigurasi layout CCP binning memiliki
nilai Vp/Vs ? 2, ekstraksi gelombang P-SV pada komponen vertikal sulit dilakukan.
Hal ini dikarenakan separasi antara CDP dengan CCP yang cukup berdekatan,
sehingga energi gelombang P-P lebih dominan dibandingkan energi gelombang
terkonversi (P-SV).