digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Isnaini Sofiyani
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Isnaini Sofiyani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Isnaini Sofiyani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Isnaini Sofiyani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Isnaini Sofiyani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Isnaini Sofiyani
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Isnaini Sofiyani
PUBLIC Alice Diniarti

Kondisi pembangunan provinsi berciri kepulauan saat ini mengalami kesenjangan pembangunan karena pengelolaan daerah provinsi berciri kepulauan masih sama dengan provinsi berbasis daratan. Oleh karena itu, provinsi berciri kepulauan membutuhkan strategi percepatan pembangunan. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendorong konektivitas antarpulau melalui percepatan pembangunan infrastruktur bandar udara. Konektivitas udara adalah tingkat keterhubungan satu bandar udara dengan bandar udara lain pada suatu jaringan transportasi udara tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai indeks konektivitas udara dan merumuskan indikator pembangunan, serta menganalisis hubungan antara indeks konektivitas udara dan indikator pembangunan provinsi yang berciri kepulauan. Metode yang digunakan adalah graph theory-based dan Principal Component Analysis (PCA). Indeks konektivitas udara dihitung menggunakan data bandar udara utama dan kepadatan rute penerbangan masing-masing daerah provinsi yang berciri kepulauan. PCA digunakan untuk menyederhanakan indikator pembangunan dan untuk mengetahui korelasi antara konektivitas udara dan indikator pembangunan. Hasil menunjukkan bahwa konektivitas udara di Indonesia belum tersebar secara merata. Penelitian ini juga menghasilkan 7 (tujuh) dari 12 (dua belas) indikator yang dapat mewakili pembangunan dan menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara konektivitas udara dan indikator pembangunan. Percepatan pembangunan perlu diprioritaskan untuk Provinsi NTB, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua Barat.