digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019 TA PP HAIRA NAJMA N. 1.pdf ]
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB

Warna sebagai suatu fenomena ilmiah yang lekat dengan kehidupan dan keseharian manusia dewasa ini telah memiliki posisi tersendiri dalam pertimbangan desain dalam bidang ilmu arsitektur dan interior. Meski diketahui bahwa warna tetap bukan merupakan unsur utama dalam proses pengerjaan dan hasil akhir suatu bangunan sejak zaman dahulu, namun keberadaan warna dalam konteks arsitektur—interior dapat direkayasa menjadi salah satu media harmonisasi antara fungsi, nilai, serta estetika ruang. Dalam ilmu kejawen, warna menjadi media simbolisasi konsep-konsep ajarannya yang secara konsisten dimunculkan dalam naskah maupun digunakan dalam berbagai artefak dan objek pada kegiatan budayanya, namun topik seputar penggunaan warna kejawen sebagai simbol penyampai nilai baik atau bentuk identitas budaya pada bangunan tradisional tidak banyak ditemukan. Untuk menemukan pola penggunaan warna kejawen sebagai simbolisasi ajaran budaya tersebut, dilakukan studi terhadap bangunan tradisional jawa di kompleks Kedhaton, Kraton Yogyakarta. Dari studi kasus tersebut, ditemukan empat warna yang memiliki kaitan kuat dengan ajaran kejawen yaitu warna putih, merah, kuning, dan hitam. Bangsal Kencana dipilih sebagai model rumusan warna-warna dalam bangunan yang sesuai dengan warna-warna yang konsisten digunakan dalam simbolisasi ajaran kejawen. Selanjutnya daftar warna dikaitkan dengan interpretasi simbolis dalam proses analisis untuk menghasilkan pola pemaknaan dan saran penggunaan warna kejawen dalam interior.