Ikan nila adalah salah satu komoditas perikanan budidaya yang sangat
potensial di Indonesia. Namun, ikan nila segar sangat mudah mengalami
deteriorasi karena memiliki kandungan air dan komponen nutrisional yang
merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Hot smoking
technique (teknik pengasapan panas) merupakan salahsatu teknologi preservasi
produk hasil perikanan yang tidak hanya mampu memperpanjang daya simpan,
tetapi juga mampu meningkatkan nilai tambah serta menciptakan variasi (ragam)
produk sehingga segmen pasar ikan nila menjadi lebih luas. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan (1) Menentukan pengaruh perlakuan hot smoking
technique terhadap kualitas fillet ikan nila berdasarkan parameter uji cemaran
mikroba; (2) Menentukan daya simpan fillet ikan nila asap berdasarkan parameter
uji cemaran mikroba selama masa penyimpanan di suhu dingin (0oC) dan suhu
ruang (25±2oC). Parameter uji cemaran mikroba yang diujikan terdiri dari angka
lempeng total (ALT), enumerasi total kapang, deteksi keberadaan Escherichia
coli, Vibrio cholerae, dan Salmonella sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hot
smoking technique (teknik pengasapan panas) yang terdiri dari proses
penggaraman, pematangan, dan pengasapan mampu mereduksi jumlah cemaran
mikroba pada fillet ikan nila dengan perolehan ALT nila asap 3,71 x 102 cfu/g; total kapang 0,19 cfu/g; dan TFTC (too few to count) pada E. coli, Vibrio cholerae, dan Salmonella sp. Reduksi jumlah cemaran mikroba pada sampel ikan nila setelah diasapkan disebabkan oleh adanya reaksi secara simultan yang terjadi saat penggaraman, paparan terhadap panas, lamanya proses pengeringan, serta adanya efek antimikroba oleh komponen fenol dalam asap. Berdasarkan parameter uji jumlah cemaran mikroba, fillet nila asap yang dikemas vakum memiliki daya simpan selama kurang dari 21 hari pada suhu penyimpanan dingin (0oC) dan kurang dari 6 hari pada suhu penyimpanan ruang (25±2oC).