Kawasan Gedung Pakuan dan Stasiun Kota Bandung merupakan kawasan pusat kota yang masuk ke dalam delineasi Kawasan Pusat Kota Lama Bandung.
Lokasinya yang berada pada kawasan perniagaan dengan latar belakang nilai
historis yang tinggi, mendorong terjadinya kegiatan komersil maupun berhuni
menjadi semakin padat. Rencana Pemerintah Daerah Kota Bandung yang sudah
mengarahkan Stasiun Kota Bandung menjadi salah satu titik Transit Oriented
Development menjadi landasan untuk terbentuknya simulasi perancangan yang
dibatasi oleh pengembangan kawasan cagar budaya untuk mencapai efisiensi dalam
mobilitas pengguna kawasan. Persoalan yang terjadi di kawasan akan dianalisis dan diterjemahkan melalui simulasi rancangan menggunakan metode synoptic. Kajian
terkait TOD dan kawasan maupun bangunan cagar budaya dilakukan dengan studi literatur maupun kebijakan, studi banding kasus sejenis hingga tinjauan lapangan dengan penjabaran site analysis untuk menemukan potensi dan permasalahan yang terjadi dalam kawasan. Kegiatan pelestarian dengan menilai bangunan pada koridor jalan dilakukan dengan tujuan untuk memetakan bangunan eksisting yang masih memiliki potensi sebagai bangunan cagar budaya sehingga dapat dilestarikan dan juga sebagai panduan dalam pengembangan bangunan koridor pada kawasan. Visi
perancangan yang terbentuk dengan adanya konsep TOD pada kawasan cagar
budaya adalah menjadikan kawasan Gedung Pakuan dan Stasiun Kota Bandung
sebagai pusat transit dengan menguatkan karakter kawasan cagar budaya pusat kota. Perwujudan visi dalam perancangan ini diwujudkan dengan beberapa prinsip perancangan yang akan dijadikan acuan untuk membuat program fasilitas pada kawasan dan pengembangan rancangan. Hasil akhir dari tesis ini adalah berupa rancangan kawasan dengan pendekatan TOD di dalam kawasan cagar budaya
sebagai upaya peningkatan karakter kawasan.