Perkembangan style suatu pakaian adalah sesuatu yang terus mengulang dan
mengambil inspirasi dari masa lalu dan di terapkan pada pakaian di masa
sekarang, salah satunya adalah genderless fashion. Di Indonesia, tepatnya di
Jakarta pakaian genderless belum terlalu terekspos oleh masyarakat. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan arti genderless fashion yang sering disamakan
dengan androgyne fashion dan pemahaman masyarakat atas genderless fashion.
Penelitian ini menggunakan metode campuran dengan cara memperoleh data
melalui kajian pustaka untuk mengetahui pengertian genderless fashion dan
perbedannya dengan androgyne fashion, serta penyebaran kuesioner untuk
mengetahui pemahaman masyarakat Jakarta terhadap genderless fashion.
Kuesioner disebarkan melalui media sosial seperti Instragram dan WhatsApp.
Genderless fashion adalah suatu proses perancangan sebuah pakaian tanpa adanya
orientasi gender spesifik. Perbedaan genderless fashion dengan androgyne
fashion terletak pada karakter fisik seseorang, dimana konsep androgyne fashion
digunakan untuk individu yang mempunyai karakteristik fitur pria dan wanita.
Hasil dari penyebaran kuesioner mengenai pemahaman masyarakat Jakarta adalah
sebagian besar mengetahui pengertian genderless fashion dan dapat menerima
fenomena ini. Ada batasan yang belum dapat diterima, seperti pakaian dengan
siluet yang terlalu feminin dan berwarna terlalu terang. Masyarakat Jakarta lebih
memilih pakaian dengan siluet dan warna yang netral. Penelitian ini diharapkan
dapat meluruskan kebingungan masyarkat atas pengertian genderless fashion dan
androgyne fashion yang sering kali disama artikan, serta menjadi pengetahuan
bagi desainer mengenai batasan genderless fashion yang dapat diterima
masyarakat Jakarta.