digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan transportasi di Kota Bandung adalah dengan pembangunan prasarana transportasi, salah satunya dengan pembangunan Jalan Layang Kiaracondong-Buah Batu. Pembangunan prasarana transportasi tersebut akan mengakibatkan terjadinya perubahan pemilihan rute pada pergerakan antar zona, sehingga akan mempengaruhi kinerja jaringan jalan, baik yang terkena langsung maupun tidak langsung dari pembangunan itu, khususnya untuk wilayah Soekarno Hatta – Buah Batu. Adanya pembangunan jalan layang tersebut belum tentu dapat menyelesaikan masalah kemacetan atau panjang antrian pada jaringan jalan di kawasan Jalan Layang. Oleh karena itu di perlukan analisis untuk mengidentifikasi alternatif konfigurasi dan mengetahui konfigurasi yang memberikan perbaikan kinerja lalu lintas yang terbaik. Network Database wilayah kajian dalam penelitian ini adalah Kota Bandung berjumlah 161 zona dengan 151 zona internal dan 10 zona eksternal. Fokus kajian dan analisis adalah jaringan jalan kawasan simpang Kiaracondong dan simpang Buah Batu. Untuk pemodelan jaringan jalan kota Bandung menggunakan Software SATURN (Simulation and Assignment Traffic to Urban Road Networks). Secara konsep model dasar SATURN mempunyai tujuh fungsi utama. Tiga fungsi pertama adalah berkonsentrasi pada mendapatkan arus lalu lintas pada jaringan dan empat fungsi terakhir secara umum berkaitan dengan analisis jaringan yang telah terbebani. Berdasarkan hasil pemodelan jaringan Jalan Layang Kiracondong-Buah Batu, dipilih konfigurasi 1 dengan nilai 0.259 yang merupakan prioritas ke 2, dikarenakan konfigurasi 4 sebagai prioritas pertama hanya unggul jaringan Secara keseluruhan pembangunan berdampak positif pada kinerja jaringan jalan. Hal tersebut ditandai dengan menurunnya nilai V/C ratio. Tidak hanya secara jaringan jalan saja yang memiliki dampak positif, tetapi juga dari aspek ruas jalan, simulasi simpang, dan biaya dengan indikator BCR.