digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yopi Kurniadi
PUBLIC didi kusnendi

Keberadaan hutan kota akan meningkatkan kenyamanan lingkungan pada masyarakat kota. Tingkat kenyamanan lingkungan dipengaruhi oleh temperatur udara, kelembaban udara, radiasi cahaya matahari dan kecepatan angin. Setiap jenis pohon memiliki kemampuan yang berbeda dalam merespon faktor-faktor tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan penguranggan Soil heat Flux (G) dan tingkat kenyamanan lingkungan berdasarkan Temperature Humadity Index (THI) pada tegakan gmelina (Gmelina arborea), khaya (Khaya anthotheca), mahoni (Swietenia macrophylla), surian (Toona sinensis), dan pulai (Alstonia scholaris), serta menganalisis hubungan antara G dengan kerapatan tajuk,. Penelitian ini dilakukan selama 50 hari, berlokasi di kampus ITB Jatinangor, yang terletak di enam titik lokasi, meliputi tegakan gmelina (G. arborea) khaya (K. anthotheca) mahoni (S. macrophylla) surian (T. sinensis), pulai (A. scholaris), dan lahan terbuka sebagai variabel kontrol. Parameter yang diukur adalah kondisi mikroklimat pada masing-masing lokasi, meliputi suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, intensitas cahaya matahari dan evapotranspirasi. Kondisi mikroklimat pada lahan terbuka dijadikan sebagai bahan pembanding dengan lima tegakan lainnya. Analisis dilakukan dengan perhitungan neraca energi Nisbah Bowen dan THI. Beberapa variabel yang diukur adalah Net Radiation (Rn), Sensible Heat Flux (H), dan Latent Heat Flux (?E). Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pengurangan Rn rata-rata tertinggi pada tegakan khaya (93,43%), mahoni (93,31%), pulai (85,86%), surian (42,50%), dan gmelina (34,40%). Kemampuan pengurangan H tertinggi pada tegakan pulai (81,85%), mahoni (77,86%), khaya (77,60%), gmelina (75,05%) dan kurian (60,99%). Evapotranspirasi tertinggi pada tegakan surian (1,82 mm/hari), gmelina (1,04 mm/hari), pulai (0,91 mm/hari), khaya (0,5 mm/hari), dan mahoni (0,48 mm/hari). Kemampuan pengurangan G tertinggi pada tegakan mahoni (94,79%), khaya (94,12%), pulai (89,36%), surian (63,88%), dan gmelina (36,86%). Hubungan antara G dengan kerapatan tajuk berbanding terbalik dengan persamaan y=231,38 - 220,35x dengan R2 = 0,6418. Tegakan mahoni dan khaya memiliki indeks THI tinggi, sedangkan tegakan pulai, gmelina, dan surian memiliki THI sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa tegakan khaya dan mahoni merupakan tegakan terbaik dalam mengurangi energi radiasi matahari.