digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dinda Safira Fauziah
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Wilayah pesisir utara Pulau Jawa merupakan lokasi yang potensial untuk pertumbuhan mangrove dan sekaligus juga menjadi tempat persinggahan burung-burung yang bermigrasi dari dataran Asia. Sebagai habitat burung, mangrove berperan sebagai tempat untuk mencari makan (feeding ground), tempat asuhan (nursery ground), berkembang biak, atau sekedar bertengger. Cagar Alam Pulau Dua di Serang, Banten, merupakan salah satu kawasan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa yang menjadi pusat kehidupan burung, sehingga kawasan ini dikenal juga sebagai Pulau Burung. Kondisi ekosistem mangrove alami yang masih terjaga menjadikan Cagar Alam Pulau Dua cocok digunakan sebagai lokasi penelitian untuk mengetahui hubungan antara vegetasi mangrove dan keberadaan burung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan preferensi penggunaan vegetasi mangrove oleh burung, terutama dalam hal karakteristik tajuk pohon yang mencakup volume tajuk, persentase tutupan kanopi, dan jumlah percabangan. Penelitian ini didekati dengan melakukan inventarisasi jenis burung dan kelimpahannya menggunakan metode titik hitung (point count) dengan radius 50 m. Inventarisasi dibatasi pada burung yang hinggap dan bersarang pada vegetasi, dan tidak mencatat burung yang terbang di atas vegetasi. Data hasil inventarisasi burung diklasifikasikan ke dalam tiga kategori berdasarkan ukuran tubuh, yaitu (1) burung kecil (<20 cm); (2)burung sedang (20–40 cm); dan (3) burung besar (>40 cm). Data volume tajukdan jumlah percabangan diambil pada pohon dalam dua plot vegetasiberukuran 10x10m2 yang berada di dalam plot pengamatan burung. Data persentasetutupan kanopi diambil di empat titik pada plot pengamatan burung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori ukuran burung yang berbeda memiliki preferensi yang berbeda terhadap karakteristik tajuk pohon. Kelimpahan burung kecil berkorelasi positif dengan persentase tutupan kanopi (R=0,868), tetapi berkorelasi negatif dengan jumlah cabang (R= – 0,706). Kelimpahan burung berukuran sedang hanya berkorelasi positif dengan persentase tutupan kanopi (R=0,850). Kelimpahan burung besar berkorelasi positif dengan jumlah percabangan (R=0,785), tetapi berkorelasi negatif dengan persentase tutupan kanopi (R= –0,812).