digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Agnes Rumenta Setianty Samosir
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Ekosistem mangrove merupakan ekosistem pesisir yang berperan penting dalam menyediakan berbagai jasa ekosistem. Dalam waktu beberapa tahun terakhir telah terjadi degradasi mangrove yang sangat parah di Pantai Pondok Bali, Subang. Upaya rehabilitasi mangrove telah dilakukan, namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini terjadi karena upaya rehabilitasi tidak memperhatikan faktor-faktor pembatas pertumbuhan mangrove, salah satunya adalah substrat. Substrat mangrove merupakan media tumbuh yang memiliki sifat basah/jenuh air, salinitas tinggi, partikel kasar, dan kandungan bahan organik yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik substrat, mengukur parameter vegetasi, dan menentukan hubungan antara parameter vegetasi dan karakteristik substrat pada ekosistem mangrove. Penelitian dilakukan pada dua lokasi, yaitu Pantai Pondok Bali di Subang, Jawa Barat dan Cagar Alam Pulau Dua di Serang, Banten. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah membuat plot-plot analisis vegetasi secara purposive sampling dengan ukuran 10x10 m2. Data parameter vegetasi diukur langsung di lapangan, sedangkan data substrat diambil dengan mencuplik sampel yang kemudian diuji di laboratorium. Selanjutnya hubungan antara karakteristik substrat (tekstur, pH, salinitas dan kandungan organik) dengan parameter vegetasi (kerapatan akar dan volume tajuk) diuji dengan analisis korelasi dengan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua lokasi memberikan hasil yang berbeda dalam hal parameter vegetasi dan karakteristik substrat. Ditinjau dari aspek vegetasi, Pantai Pondok Bali memiliki kerapatan akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Dua, secara berurutan bernilai 148,6 akar/m2 dan 83,6 akar/m2. Pondok Bali juga memiliki volume tajuk yang lebih besar dibandingkan dengan Pulau Dua, secara berurutan bernilai 12.411,89 m3/ha dan 4.990,30 m3/ha. Ditinjau dari aspek substrat mangrove, Pantai Pondok Bali cenderung memiliki tekstur substrat berupa pasir dan lempung, sedangkan substrat di Pulau Dua cenderung bertekstur liat dan debu. Substrat di kedua lokasi memiliki salinitas yang rendah. Berdasarkan uji statistik, diperoleh hasil bahwa kandungan organik substrat dan salinitas berkorelasi positif dengan nilai kerapatan akar, secara berurutan memiliki nilai R sebesar 0,657 dan 0,416 serta berkorelasi positif dengan nilai volume tajuk, secara berurutan memiliki nilai R sebesar 0,650 dan 0,634. Selain itu, pH berkorelasi negatif dengan kerapatan akar dan volume tajuk, dengan nilai R berturut-turut sebesar -0,605 dan -0,759. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai kandungan organik dan salinitas tinggi serta pH yang rendah pada substrat, dapat meningkatkan nilai kerapatan akar dan volume tajuk.