digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bisnis kargo di Bandar Udara (Bandara) merupakan aktivitas yang memberikan porsi besar dalam pendapatan bandara dan memberikan manfaat ekonomi di sekitar area Bandara. Di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta (TKBSH), terdapat 9 pengelola pergudangan yang berlokasi di area Lini-1. Pengelola pergudangan sebagai salah satu pemangku kepentingan PT Angkasa Pura II (Persero) (PT.AP II) berfungsi sebagai perusahaan penyedia jasa pergudangan dan informasi terkait pengiriman kargo. PT.Angkasa Pura Kargo (PT APK) sebagai salah satu anak perusahaan PT AP II ditugaskan untuk melakukan proses pengumpulan data dan pendapatan yang bersumber dari tarif JKP2U milik PT AP II sebagai pengelola Bandara. Proses tersebut dilakukan dengan menempatkan personil kasir pada masing-masing pengelola pergudangan untuk melakukan verifikasi kemudian menyampaikan melalui sistem PT.APK yaitu Sistem JKP2U. Dikarenakan proses pengumpulan data dan pendapatan dimaksud dilakukan secara manual, maka PT AP II sebagai pengelola Bandar Udara tidak memiliki data pergerakan kargo dan pendapatan secara waktu sebenarnya yang berakibat adanya potensi pendapatan hilang PT AP II pada TKBSH. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting dan mengembangkan proses bisnis PT.AP II terkait monitoring data pergerakan kargo dan pendapatan di TKBSH. Analisis Strategi yang terdiri dari strategi perusahaan, strategi bisnis dan strategi fungsional telah dilakukan untuk menjelaskan tujuan dan arah perusahaan terkait pengembangan bisnis kargo. Analisis proses bisnis juga dilakukan untuk mengevaluasi bisnis proses eksisting dan analisis PEST model digunakan untuk melihat kondisi eksternal PT AP II. Pada internal PT AP II/TKBSH, VRIO model dan analisis tes Kekuatan-Kelemahan digunakan serta analisis Perbaikan Proses Bisnis digunakan berdasarkan teori Rantai Pasok. Hasil dari keseluruhan analisis yang dilakukan digunakan sebagai dasar dalam menentukan akar permasalahan menggunakan Current Reality Tree (CRT). Setelah melakukan analisis, akar permasalahan dari adanya potensi pendapatan hilang PT AP II pada TKBSH berasal dari (1) proses pengumpulan data dan pendapatan yang dilakukan secara manual, dan (2) data tersebut dikumpulkan dan dipisahkan dari banyak sumber. Solusi permasalahan yang diusulkan bagi permasalahan PT AP II adalah dengan melakukan tahapan dimulai dari transformasi bisnis melalui kemitraan dengan perusahaan kargo global, memperbaiki proses bisnis pengumpulan data serta meninjau kembali peralatan dengan menerapkan teknologi. Pada tahap memperbaiki bisnis proses, proses pengumpulan data dan pendapatan di setiap pengelola pergudangan dihilangkan dan diganti dengan konsep konektivitas data yang dapat berintegrasi dengan sistem informasi kargo udara pada TKBSH melalui Enterprise Service Bus (ESB). Transformasi bisnis melalu kemitraan dengan perusahaan kargo global, Bandara Internasional Soekarno Hatta harus merubah model bisnis dari fasilitator menjadi pengembang bisnis di Cargo Village sebagai area pengembangan kedepan.