digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nadya Nurul Amalina
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Tanaman cabai (Capsicum sp.) merupakan komoditas yang permintaannya terus meningkat. Sistem budidaya intensif kimia dapat menjadi lebih ramah lingkungan bila menggunakan pupuk organik. Larva Black Soldier Fly (BSF) diketahui dapat mengolah limbah organik dan menghasilkan produk samping Lindi. Telah dilakukan penelitian untuk menentukan pengaruh Lindi BSF terhadap pertumbuhan tanaman cabai berdasarkan analisis faktor abiotik pada sistem Urban Rooftop Farming (URF). Tanaman cabai yang telah dipindah tanam disemprot dengan Lindi 1%, 2%, dan 3% dibandingkan dengan NASA® dan Kontrol (air). Data temperatur kelembaban udara relatif, curah hujan dan intensitas cahaya matahari direkam menggunakan data logger (HOBO), temperatur dan pH tanah diukur setiap minggu. Beberapa parameter pertumbuhan tanaman cabai berupa tinggi tanaman, jumlah cabang, bobot basah buah, dimensi buah dan kandungan vitamin C juga telah diamati dan dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan rerata intensitas cahaya sebesar 1992 lux, kelembaban udara 67,39%, temperatur udara 26,42ºC dan curah hujan bulanan 78,8 – 529,2 mm. Kondisi mikroklimat selama penelitian kurang optimal akibat tingginya temperatur udara dan rendahnya curah hujan. Media tanaman cabai yang disemprot Lindi 1% memiliki rerata pH tanah paling optimal sebesar 6,21 ± 0,2 dan temperatur tanah 28,72 ± 1,4ºC. Nilai pH dan temperatur tanah mempengaruhi proses penyerapan nutrisi oleh tanaman. Pertumbuhan tanaman cabai dengan Lindi 1% menghasilkan tinggi tanaman 23,41 ± 8,22 cm; jumlah cabang 15,95 ± 5,21 buah; bobot basah 1401,43 gram; panjang buah 6,02 – 9,58 cm; lebar buah 0,65 – 1,39 cm dan kandungan vitamin C 48,73 – 62,62 mg/100 gram. Semakin tinggi konsentrasi lindi, maka nilai edafik akan semakin rendah. Dari nilai bobot basah dan kandungan vitamin C tanaman cabai, Lindi 1% dapat digunakan sebagai pupuk organik cair seperti halnya NASA®.