digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Khoirul Huda
PUBLIC Irwan Sofiyan

Studi ini mempelajari mengenai hubungan antara koefisien difusi klorida pada beton di lapangan, koefisien difusi klorida hasil pengujian dengan metode salt ponding test, dan permeabilitas beton yang diuji menggunakan metode rapid chloride permeability test (RCPT). Data lapangan yang digunakan merupakan konsentrasi klorida beton pada dermaga Muara Jati dan dermaga Pelita II milik PT Pelabuhan Indonesia II serta dermaga PT Cirebon Power, yang dihitung menggunakan Hukum Fick’s II. Beton dengan kekuatan K-250, K-400, dan K-400 ditambahkan fly ash 30% dibuat untuk membandingkan pengaruh perbedaan kekuatan dan penambahan fly ash terhadap ketahanan beton menahan laju klorida. Beton-beton tersebut juga dilakukan pengondisian dengan metode the feedback controlled splitting test, agar beton dalam kondisi retak pada besaran 200 ?m, 400 ?m, 600 ?m, dan 800 ?m, serta dibandingkan dengan beton yang tidak mengalami retak. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang nyata atas hasil dari RCPT dan salt ponding test, tetapi hubungan itu menjadi lemah jika ditambahkan fly ash. Selain itu salt ponding test juga dapat digunakan sebagai metode untuk memprediksi nilai difusi klorida, karena mampu mendekati nilai difusi klorida yang didapatkan dari data lapangan. Sedangkan hasil dari RCPT baru dapat digunakan jika sudah diketahui hubungan antara RCPT dan salt ponding test, kecuali pada beton yang ditambahkan fly ash, salt ponding test adalah metode yang direkomendasikan. Pada beton yang mengalami keretakan, pada hasil RCPT menunjukan bahwa semakin besar retakan, maka nilai permeabilitasnya pun akan semakin besar. Dan penggunaan fly ash danatau beton yang lebih kuat akan membuat nilai permeabilitasi menjadi lebih kecil. Tetapi beton yang mengalami keretakan dengan dimensi sampel uji mengikuti AASHTO T259 dan ASTM C1543 tidaklah cocok diuji dengan menggunakan metode salt ponding test.