digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

COVER Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Ni Nyoman Wiwik Sutrisni
PUBLIC yana mulyana

Kapsul lunak merupakan bentuk sediaan oral berupa enkapsulasi massa isi dalam bentuk cairan, suspensi maupun semisolid oleh massa cangkang lunak membentuk satu unit sediaan. Kapsul lunak memberikan manfaat dari segi penerimaan pasien karena lebih menarik secara estetik dan lebih mudah ditelan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pemakaian. Keuntungan kapsul lunak tersebut memungkinkan bentuk sediaan kapsul lunak dipilih dalam penghantaran obat herbal yaitu untuk sediaan ekstrak jahe merah. Penggunaan bahan non-gelatin dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan gelatin yang bersumber dari hewan terkait isu halal atau batasan penerimaan kelompok vegetarian. Cangkang kapsul lunak yang dirujuk untuk pengembangan adalah gelatin 45% dengan gliserin dan sorbitol liquid sebagai bahan pemplastis. Massa memiliki temperatur pelelehan pada 60 - 70°C, viskositas pada suhu 40°C adalah 50.800 cps. Sifat mekanik film dengan ketebalan 0,75 mm meliputi stress 13,07 ± 0,00 Mpa, strain 266,68 ± 13,392% dan modulus young 4,91 ± 0,248 Mpa. Film gelatin bersifat elastis dan memiliki viskositas yang relatif rendah. Penelitian difokuskan pada kombinasi ?-karaginan dengan konjac glukomannan karena elastisitas film lebih baik dibandingkan film ?-karaginan tunggal atau kombinasi ?-karaginan dengan pati jagung. Kombinasi ?-karaginan dengan konjac glukomannan 4:1 dengan counter ion natrium karbonat dan pemplastis gliserin-sorbitol cukup prospektif tetapi masih memiliki temperatur pelelehan dan viskositas yang relatif tinggi. Berdasarkan analisis thermal menggunakan DSC, penambahan natrium karbonat sejumlah 0,002% menurunkan temperatur transisi gelas dari 39,6°C menjadi 37,0°C dan memiliki pola puncak eksotermik yang hampir sama dengan film tanpa natrium karbonat. Penggunaan counter ion konsentrasi tinggi (0,10%) menyebabkan proses kristalisasi meningkat secara drastis dan meningkatkan temperatur transisi gelas sehingga elastisitas film menurun. Formula yang prospektif untuk dievaluasi lebih lanjut adalah formula film dengan konsentrasi natrium karbonat sebagai counter ion sejumlah 0,002%. Desain eksperimen 2 full factorial design digunakan untuk meneliti pengaruh 3 parameter bahan yang digunakan dalam formulasi cangkang kapsul lunak berbasis kombinasi ?-karaginan-konjac glukomannan. Faktor dalam formula yang dievaluasi adalah konsentrasi counter ion (natrium karbonat, 0,002% - 0,05%), konsentrasi bahan pemplastis golongan poliol (kombinasi gliserin-sorbitol liquid 10% - 25%) dan perbandingan ?-karaginan-konjac glucomannan (4,5:0,5 –4:1). Respon yang dievaluasi meliputi viskositas massa, waktu hancur film, dan elastisitas film. Faktor yang terutama mempengaruhi viskostas massa adalah konsentrasi poliol dan interaksi antara konsentrasi counter ion dan perbandingan polimer. Waktu hancur film terutama dipengaruhi oleh faktor interaksi antara konsentrasi poliol dengan perbandingan polimer. Elastisitas film terutama dipengaruhi oleh konsentrasi poliol dan konsentrasi counter ion. Pada rentang rasio polimer yang diterapkan, poliol memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi counter ion. Hal ini dimungkinkan karena rentang konsentrasi poliol lebih tinggi dibandingkan dengan rentang konsentrasi counter ion dan diperkirakan ikatan antara ion Na + dan SO3 2- dari ?-karaginan tidak terlalu kuat. Pada rentang rasio polimer yang digunakan, elastisitas film tertinggi diperoleh pada konsentrasi poliol rendah dengan konsentrasi counter ion tinggi tetapi akan menyebabkan waktu hancur meningkat. Formula optimum diperoleh pada rasio ?-karaginan dengan konjac glucomannan 4:1, konsentrasi natirum karbonat 0,002%, gliserin 12%, sorbitol cair 7,5%. Ekstrak jahe merah merupakan ekstrak oleoresin dari simplisia rhizoma Zingiber officinale Rosc var rubrum berupa cairan kental berwarna coklat yang tidak bercampur dengan air maupun crodamol. Ekstrak dapat bercampur dengan Virgin coconut oil (VCO) pada perbandingan esktrak : VCO = 250:75. Ekstrak jahe merah mengandung total gingerol dan shogaol 10%. Metode analisa zat berkhasiat yaitu 6-gingerol dan 6-shogaol dalam campuran ekstrak jahe merah dan VCO sebagai massa isi kapsul dilakukan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor UV dan sistem gradien. Hasil uji selektivitas menunjukkan bahwa VCO tidak mengganggu penetapan 6-gingerol dan 6-shogaol. Waktu retensi 6-gingerol diperoleh pada 8,8 menit dan 6-shogaol pada 19,4 menit. Metode analisa selektif untuk penetapan 6-gingerol dan 6-shogaol serta memenuhi syarat spesifisitas, liniearitas, akurasi, presisi dan presisi antara. Uji interaksi antara cangkang dan massa isi menunjukkan kedua formula tidak menyebabkan instabilitas fisik maupun kimia sehingga memungkinkan untuk pengembangan ke sediaan akhir. Tindak lanjut untuk memastikan kesesuaian formula film untuk cangkang kapsul lunak berbasis kombinasi ?-karaginan-konjac glukomannan dilakukan dengan perancangan desain dan pembuatan mesin enkapsulasi kapsul lunak skala laboratorium. Desain mesin enkapsulasi skala laboratorium tersebut memastikan kemampuan pengaturan suhu massa polimer cangkang, memberikan kecepatan putaran drum untuk casting film yang rendah dan terdapat sistem untuk sinkronisasi setiap proses yang terjadi pada pembuatan sediaan kapsul lunak tersebut yaitu casting film untuk cangkang, pembentukan cangkang pada cetakan, pengisian massa isi kapsul, penutupan kedua pita film setelah pengisian dan pemotongan kapsul. Kontrol terhadap temperatur massa polimer diperoleh dengan menggunakan tangki double jacket yang dilengkapi dengan elemen pemanas internal. Kecepatan rendah pada drum casting diatur dengan perakitan sistem transmisi worm gear. Sinkronisasi semua proses pada enkapsulasi dilakukan melalui sistem kontrol Adruino. Mesin enkapsulasi skala laboratorium ini memungkinkan uji coba sediaan skala kecil sehingga lebih efisien dari segi keperluan bahan.