digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Achmad Luckyta Fasyni
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Peristiwa pelensaan mikro gravitasi terjadi ketika sebuah bintang melintas di de- pan bintang sumber jauh dalam garis pandang pengamat. Peristiwa ini menghasil- kan magnikasi terhadap cahaya bintang sumber. Oleh karena gerak relatif antara sumber-lensa, magnikasi ini berubah-ubah terhadap waktu. Hal ini termanifes- tasikan dalam kurva cahaya yang diperoleh pengamatan. Keberadaan eksoplanet pada sistem lensa akan menghasilkan magnikasi tambahan pada kurva cahaya ke- seluruhan. Fitur inilah yang menjadi petunjuk utama deteksi eksoplanet melalui metode pelensaan mikro gravitasi. Bentuk kurva cahaya magnikasi yang diterima oleh pengamat dalam kasus lensa ganda ditentukan oleh lintasan sumber terhadap struktur kaustik pelensaan. Struk- tur kaustik yang terbentuk dipengaruhi oleh dua parameter utama, yaitu rasio massa q dan separasi orbital lensa ganda atau bintang-planet d. Berdasarkan pemodelan yang dilakukan dengan kode pemrograman MEPL, rasio massa yang lebih besar ak- an menghasilkan faktor magnikasi yang lebih besar dan lebih menonjol saat sumber melintasi kaustik planet (planetary caustic). Sedangkan rasio massa yang lebih kecil akan menghasilkan faktor magnikasi yang lebih besar saat sumber melintasi kaus- tik utama (central caustic) atau peristiwa magnikasi tinggi. Rasio massa yang lebih besar akan menghasilkan kaustik yang lebih besar, sehingga peluang terama- tinya lebih besar. Semakin dekat planet dengan radius Einstein pelensaan, tur perturbasi pada kurva cahaya magnikasi akan semakin tampak menonjol sehing- ga peluang teramatinya lebih besar. Nilai magnikasi yang lebih besar dan tur perturbasi yang lebih menonjol pada magnikasi kurva cahaya yang didapat akan memengaruhi kemungkinan teramatinya eksoplanet tersebut. Untuk mengadakan proyek pengamatan survei sekaligus tindak lanjut peristiwa pelensaan mikro gravitasi, kemampuan instrumen untuk melakukan pemantauan area langit yang luas dalam waktu yang singkat (cadence yang tinggi) sangat dibu- tuhkan untuk mendapatkan titik data magnikasi yang padat pada kurva cahaya pelensaan. Berdasarkan perbandingan dengan proyek pengamatan yang ada, paling tidak Observatorium Nasional membutuhkan kamera CCD dengan medan pandang 1:4 derajat persegi dan teleskop berdiameter 1:3 meter untuk melakukan pengama- tan survei dan tindak lanjut pelensaan mikro gravitasi eksoplanet.