digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

COVER Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

BAB1 Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

BAB2 Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

BAB3 Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

BAB4 Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

BAB5 Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Vetty Megantari
PUBLIC Latifa Noor

La:nbatnya transfer massa merupakan kekurangan yang terdapat pada material berpon. Masalah tersebut dapat menurunkan efisiensinya ketika diaplikasikan dalam proses katalisis. Struktur pori dari material adalah penyebab utama terhambatnya transfer massa. Pada pori konvensional, substrat seringkali terhalang masuk ke dalam pori sehingga tidak dapat mencapai sisi aktif di dalam pori. Salah satu strategi yang paling menjanjikan untuk meningkatkan proses transfer massa adalah dengan mengembangkan material berpori hirarkis. KCC-1 yang merupakan mesopori silika jenis baru memilki pori hirarkis meso-makropori yang unik. Berdasarkan hasil analisis citra SEM dan TEM, morfologi KCC-1 diinterpretasikan sebagai bicontinuous concentric lamellar (bel). Struktur unik yang dimiliki KCC-1 ini belum pernah teramati pada material silika sebelumnya. Untuk memahami transpor kinetik pada KCC-1 , dilakukan kajian mengenai perilaku nanofluidik dari molekul diatomik seperti iodin pada saluran nano KCC-1. Studi ini dapat dijadikan acuan untuk memahami transpor kinetik pada proses katalisis. Pada penelitian ini digunakan silika dengan tipe pori yang berbeda sebagai pembanding yaitu MCM- 41 dan silika gel. Pada proses awal adsorpsi, transfer massa molekul iodin ke dalam pori KCC-1 mampu mengungguli MCM-41 meskipun luas area KCC-1 lebih kecil dibandingkan MCM-41. Hal tersebut dikarenakan tipe pori terbuka pada KCC-1 memudahkan molekul iodin untuk masuk dan terhindar dari masalah penyumbatan mulut pori. Namun pori KCC-1 tidak dapat terisi penuh oleh molekul iodin karena pori terbuka yang secara kontinu mengalami kesetimbangan dengan fasa ruah. Sedangkan pori MCM-41 dapat terisi penuh oleh molekul iodin akibat terjadinya kondensas i kapiler, namun dengan laju adsorpsi yang lebih lambat. Pada pori sitika gel, kemampuan mengadsorpsi iodin adalah yang paling rendah karena mulut pori ya. yang.sempit berbentuk seperti botol tinta. Dengan begitu KCC-1 dapat menJ dt kand1dat yang baik apabila diaplikasikan sebagai katalis atau penyangga katahs.