Literasi matematika diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan,
menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk
kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep,
prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan atau memperkirakan
fenomena/kejadian. Upaya meningkatkan kemampuan literasi matematika salah
satunya peserta didik harus terbiasa dan terlatih mengerjakan soal yang dapat
mengukur kemampuan literasi matematikanya, misalnya soal PISA.
PISA yang diinisiasi oleh OECD berperan untuk mengevaluasi sistem pendidikan
dari 72 negara di seuruh dunia yang tergabung dalam OECD. PISA berbeda dari
tes-tes lainnya karena tidak menghubungkan pendekatan secara langsung dengan
kurikulum sekolah. Penerapan soal model PISA pada kurikulum sekolah dilakukan
dengan memadukan dan mengaitkan soal PISA pada materi di sekolah. Hal ini bisa
menjadi alternatif dan manfaat bagi peserta didik karena bisa belajar sekaligus yaitu
belajar materi sesuai kurikulum dan belajar memecahkan soal-soal PISA.
Penelitian ini betujuan untuk (1) menghasilkan soal model PISA konten
ketidakpastian dan data pada kurikulum sekolah sesuai kriteria valid, praktis dan
efektif (2) menganalisis soal model PISA konten ketidakpastian dan data dan
jawaban siswa. Soal model PISA dikatakan valid dari segi konten, konteks dan
bahasa berdasarkan penilaian uji pakar, praktis berdasarkan hasil angket dari uji
coba kelompok kecil terhadap 6 orang siswa SMA N 1 Cibadak dan efektif
berdasarkan hasil belajar kognitif siswa. Hasil penelitian diperoleh 10 soal
matematika model PISA konten ketidakpastian dan data bertemakan kapasitas
flashdisk, aktivitas penggunaan instagram, berat badan, suhu, penjualan sepatu
olahraga, usia pemain sepak bola, ramalan cuaca, survei dukungan walikota, kantin
dan perabot cacat yang dinyatakan valid oleh uji pakar, sangat praktis dengan
persentase hasil angket siswa 83,33% dan efektif dengan persentase hasil belajar
78,6% siswa tuntas mencapai KKM.