digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Safira Kemala Dewi
PUBLIC didi kusnendi

Squalene merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh ganda yang memiliki banyak manfaat dan fungsi yang sangat penting bagi tubuh manusia. Hal ini disebabkan squalene memiliki sifat anti-bakteri, anti-tumor, anti-inflamasi dan anti-jamur, serta antioksidan penting lainnya yang diaplikasikan pada bidang kosmetik, farmaseutikal, dan makanan. Selada laut (Ulva lactuca) adalah salah satu spesies alga laut yang prospektif untuk dibudidaya dan mengahasilkan senyawa terpenoid seperti squalene. Akumulasi squalene dapat ditingkatkan melalui proses elisitasi, salah satunya dengan penggunaan hormon asam salisilat sedangkan pertumbuhan biomassa selada laut dapat ditingkatkan dengan optimasi rasio nitrogen terhadap fosfor (N/P). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan pengaruh komposisi nutrien N/P dengan variasi rasio 10:1, 20:1, 30:1, dan 40:1 dan elisitasi asam salisilat 100, 200, dan 400 ?M terhadap produksi biomassa, kandungan squalene dan produktivitas squalene. Kultivasi dilakukan selama 7 hari pada wadah kultur berukuran 16 x 16 x 7,5 cm, temperatur ruangan 20-22°C, aerasi 1,5 L/menit, salinitas 30 ppt, pH 7,5-8,5 dan intensitas cahaya 1400-1800 luks. Proses ekstraksi squalene dilakukan dengan larutan campuran KOH 10% w/v - etanol 75% v/v sedangkan kandungan squalene ditentukan dengan analisis High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Penelitian ini menunjukkan bahwa kultivasi selada laut dengan optimasi nutrien 20N:1P dapat meningkatkan kandungan squalene lebih besar dibandingkan dengan kontrol dan variasi rasio N/P lainnya, yaitu dengan perolehan sebesar 0,397 mg squalene/g berat kering, dengan produksi biomassa lebih rendah. Kadar squalene pada kontrol dan variasi perlakuan rasio N/P lainnya berturut-turut dihasilkan sebesar 0,137; 0,209; 0,186 mg squalene/g berat kering. Sementara itu, kadar squalene tertinggi terdapat pada pemberian hormon asam salisilat 200 ?M, yaitu sebesar 0,186 mg squalene/g berat kering, 36% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini mendasari penelitian lanjut terkait kombinasi perlakuan rasio N/P dan asam salisilat sebesar 200 ?M dengan kadar squalene berturut-turut sebesar 0,167; 0,109; 0,13; dan 0,116 mg squalene/g berat kering. Secara keseluruhan, perlakuan terbaik terdapat pada rasio 20N:1P tanpa elisitasi asam salisilat (0 ?M) dengan menghasilkan produktivitas tertinggi sebesar 0,353 ton/hektar.tahun.