digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019 TA PP HASNA HUMAIRA.pdf)u
PUBLIC Dewi Supryati

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sedang menjalani proyek pengembangan pesawat UAV MALE untuk memenuhi kebutuhan TNI-AU dalam menjalankan misi pengintaian dan patrol. Pesawat UAV MALE memiliki material utama yang tidak biasa digunakan oleh PT DI, yaitu material komposit. Proyek pengembangan pesawat UAV MALE mendorong PT Dirgantara Indonesia untuk menghadapi proses alih teknologi. Keberhasilan proses alih teknologi sangat bergantung kepada humanware sebagai elemen penting pada proses alih teknologi. Untuk mempersiapkan humanware dalam menghadapi proses alih teknologi, dibutuhkan pengukuran tingkat kesiapan humanware dalam menghadapi alih teknologi. Model pengukuran untuk mengukur tingkat kesiapan humanware terdiri dari 6 kriteria dan 18 subkriteria dimana penentuan kriteria mengacu pada model generik kecanggihan teknologi yang dikembangkan oleh UNESCAP (1989) serta penentuan subkriteria mengacu pada model kompetensi Spencer & Spencer (1993), Lloyd’s Register (2017) dan UNDP (2016). Pengembangan model pengukuran dilakukan dengan menggunakan Metode Delphi dan menghasilkan nilai batas kesiapan humanware untuk tiap tahap alih teknologi. Nilai batas kesiapan humanware untuk tahap I, II, III dan IV di PT Dirgantara Indonesia berturut-turut adalah 1,2799, 2,5589, 3,6425 dan 4,758. Alat ukur yang digunakan terdiri dari 36 pertanyaan yang terdiri dari lima sub-item pertanyaan dari derajat penilaian subkriteria dengan menggunakan skala Guttman. Hasil pengukuran tingkat kesiapan humanware menunjukkan bahwa karyawan yang terlibat pada proyek pengembangan pesawat UAV MALE telah berada pada tahap II alih teknologi, yaitu intergrasi teknologi. Terdapat kesenjangan antara tingkat kesiapan humanware aktual dengan tingkat kesiapan yang dibutuhkan menurut para pakar pada tiga subkriteria, yaitu orientasi pada prestasi, pemahaman antar sesama dan inisiatif. Pelatihan peningkatan kompetensi humanware dikembangkan sebagai bentuk pelatihan untuk menghilangkan kesenjangan pada subkriteria orientasi pada prestasi, pemahaman antar sesama dan inisiatif. Pokok bahasan untuk pelatihan dikembangkan berdasarkan tujuan instruksional yang berasal dari pemetaan derajat penilaian subkriteria terhadap dimensi kognitif Taksonomi Bloom. Metode pelatihan yang digunakan adalah team-training dengan narasumber dari pihak eskternal. Metode evaluasi pelatihan dirancang mengacu pada evaluasi pelatihan yang dikembangkan Kirkpatrick & Kirkpatrick (2006).