ABSTRAK Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 1 Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 2 Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 4 Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 5A Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC  BAB 5B Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC  BAB 6 Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Maria Yosephine Simbolon
PUBLIC Irwan Sofiyan
Salah satu penyebab kerusakan pantai Sigandu adalah gangguan keseimbangan
transport sedimen akibat pemanfaatan ruang pantai yang kurang memperhatikan
aspek kelestarian lingkungan sehingga energi gelombang yang sampai ke pantai
masih cukup besar dan menyebabkan terjadinya abrasi. Untuk menghindari
kerusakan yang terus berlanjut, pihak pemerintah melakukan penanggulangan
pantai di Pantai Sigandu yaitu dengan membuat bangunan pengaman pantai
berupa pemecah gelombang ambang rendah (PEGAR). Tujuan dari penelitian ini
adalah melakukan pemodelan gelombang dan transpor sedimen untuk
memperoleh besarnya redaman gelombang dan pola laju sedimentasi akibat
struktur di Pantai Sigandu, Kabupaten Batang. Metode yang digunakan adalah
metode pemodelan numerik menggunakan perangkat lunak MIKE 21 Flow
Model. Dari hasil simulasi hidrodinamika diketahui bahwa arus bergerak dari arah
Barat Laut menuju Tenggara pada saat pasang dengan kecepatan sebesar 0.036
m/s – 0.079 m/s dan pada saat surut air bergerak dari arah yang sebaliknya dengan
kecepatan sebesar 0.005 m/s – 0.025 m/s. Hasil simulasi pemodelan gelombang
menunjukkan bahwa koefisien transmisi gelombang pada PEGAR bercelah
sebesar 32.68% dan pada PEGAR tanpa celah sebesar 0.78%. Hasil simulasi
pemodelan sedimen menunjukkan bahwa secara umum di sekitar Pantai Sigandu terjadi sedimentasi dan erosi. Besar laju perubahan batimetri (rate of bed level
change) pada skenario PEGAR bercelah sebesar 0.00117 m/hari dan pada
skenario PEGAR tanpa celah sebesar 0.00044 m/hari. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa arus dan gelombang berperan dalam proses transpor
sedimen yang dapat membantu terjadinya sedimentasi di belakang struktur, serta
pemasangan PEGAR bercelah lebih efektif dalam mengatasi masalah pantai
Sigandu daripada PEGAR yang dipasang tanpa celah. Hal ini karena PEGAR
yang dipasang dengan celah dapat membentuk salien di belakang struktur dalam
jangka waktu yang lebih lama.