ABSTRAK Dita Pertiwi
PUBLIC 
COVER Dita Pertiwi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Dita Pertiwi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dita Pertiwi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dita Pertiwi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dita Pertiwi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dita Pertiwi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dita Pertiwi
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak gunung api karena letak geologisnya yang
berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia,
dan lempeng Pasifik. Interaksi ketiga lempeng tersebut berperan dalam pembentukan gunung api
di Indonesia, salah satunya Gunung Sinabung. Gunung Sinabung merupakan gunung api yang
terletak di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian 2.460 meter di atas
permukaan laut. Sejak tahun 1600, Gunung Sinabung tidak menunjukkan aktivitas vulkanik
sehingga diklasifikasikan sebagai gunung api tipe B. Namun, pada tahun 2010, Gunung
Sinabung meletus dengan letusan yang cukup besar dan hingga kini masih menunjukkan
aktivitas vulkanik. Sehingga, dilakukan penelitian untuk mengetahui struktur bawah permukaan
Gunung Sinabung dengan harapan dapat berguna untuk mitigasi bencana geologi maupun
kepentingan penelitian lain.
Pada penelitian ini dilakukan pemodelan ke depan 2,5 dimensi dengan menggunakan metode
gayaberat. Metode gayaberat merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran
variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah peta
anomali Bouguer lengkap cetak lembar Medan. Kemudian, dilakukan digitasi dengan perangkat
lunak Surfer agar dihasilkan peta anomali Bouguer lengkap digital. Setelah itu, dilakukan
pemisahan anomali regional dan residual dengan metode moving average. Untuk pemodelan,
digunakan perangkat lunak ModelVision 13.0 dengan data masukannya yaitu anomali residual
dan topografi. Berdasarkan referensi, background density yang digunakan yaitu 2,67 g/cc. Model
dibuat dengan memperkirakan kondisi geologi bawah permukaan yang mungkin terjadi pada
daerah penelitian dengan menggunakan bantuan informasi geologi, geofisika, dan literatur lain.
Kedalaman kantong magma Gunung Sinabung tidak dapat teresolusikan dengan data anomali
residual. Karena, berdasarkan perhitungan analisis spektral, estimasi kedalaman rata-rata dari
anomali residual yaitu sekitar 3.000 meter