ABSTRAK Muhamad Daris Al Husna
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Muhamad Daris Al Husna
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhamad Daris Al Husna
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhamad Daris Al Husna
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhamad Daris Al Husna
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhamad Daris Al Husna
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhamad Daris Al Husna
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhamad Daris Al Husna
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Seiring dengan produksi minyak sawit, limbah tandan kosong sawit (TKS) juga
dihasilkan. Tandan kosong sawit memiliki kandungan hemiselosa cukup tinggi (22,03 –
35%). Xilan pada hemiselulosa dapat dihidrolisis menjadi xilosa dan lebih lanjut dapat
diolah menjadi xilitol. Namun, xilosa tidak dapat terkonversi dengan sempurna akibat
inhibisi enzim xilanase oleh inhibitor, yaitu lignin. Penelitian bertujuan untuk
menentukan pengaruh penambahan pretreatment jamur lapuk putih terhadap perolehan
xilosa hasil hidrolisis serta menentukan jamur lapuk putih dan waktu pertumbuhan yang
terbaik dalam perolehan xilosa. Pretreatment biologis menggunakan P. chrysosporium
dan Marasmius sp. di ziplock bag sebanyak 10gram TKS pada suhu ruang selama 30 hari
(diukur setap 5 hari) dilanjutkan dengan pretreatment hidrotermal pada temperatur 160
oC selama 15 menit, 12% solid loading. Hidrolisis dengan enzim xilanase dilakukan
selama 48 jam pada temperatur 30°C, 5% solid loading. Weight loss tertinggi terjadi di
sampel inkubasi jamur P. chrysosporium di hari ke-20 sebesar 23,1 ± 3,31%.. Dengan
metode NREL, didapatkan bahwa kandungan lignin awal pada TKS adalah sebesar
25,29%, setelah ditumbuhkan jamur lapuk putih selama 20 hari kandungan lignin di TKS
menjadi sebesar 19,42% pada sampel P. chrysosporium dan 18,54% pada sampel
inkubasi Marasmius sp. Terdapat penurunan lignin sebesar 23,20% pada sampel inkubasi
P. chrysosporium serta 26,67% pada sampel Marasmius sp. Hasil analisis xilosa pada
sampel hasil hidrolisis menunjukkan bahwa konsentrasi xilosa meningkat seiring lama
waktu pretreatment biologis. Untuk sampel padatan terhidrolisis, konsentrasi tertinggi
dicapai dengan penambahan pretreatment oleh Marasmius sp selama 30 hari dengan nilai
mencapai 8,313 g/L. Perolehan tertinggi xilosa terhadap perolehan teoritis terjadi pada
sampel inkubasi Marasmius sp. pada hari ke-30 yaitu 166,27 mg xilosa / g TKS yang
dihidrolisis.