digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Olivitari Kumala
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Olivitari Kumala
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Olivitari Kumala
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Olivitari Kumala
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Olivitari Kumala
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Olivitari Kumala
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Olivitari Kumala
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Olivitari Kumala
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Acacia mangium merupakan salah satu pohon yang ditanam di KPH Bogor. Tanaman A. mangium yang dikelola oleh KPH Bogor ini menggunakan pola tanam monokultur sehingga sangat rentan terhadap gangguan hama dan penyakit yang dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat, kualitas kayu menurun bahkan mengakibatkan kematian tanaman. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya pengawasan dan pengendalian kesehatan tegakan di sekitar KPH Bogor agar tumbuh sehat dan meningkatkan produktivitas kayu A. mangium. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat kesehatan pohon A. mangium di KPH Bogor. Metode yang digunakan adalah Forest Health Monitoring (FHM) (USDA-FS, 1997) yang dilakukan terhadap 85 pohon sampel dalam 7 plot pada Petak 23B RPH Maribaya BKPH Parung Panjang KPH Bogor secara Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesehatan pohon A. mangium di Petak 23b RPH Maribaya BKPH Parung Panjang KPH Bogor adalah 65% pohon tergolong sehat, 19% mengalami rusak ringan, dan 16% dalam keadaan mati. Sedangkan untuk tingkat kelayakan 22,35% dikategorikan layak, 49,41% dikategorikan layak bersyarat dan sisanya sebesar 28,24% pohon dikategorikan tidak layak. Berdasarkan hasil penilaian kualitas kesehatan pohon A. mangium pada petak 23b RPH Maribaya BKPH Parung Panjang KPH Bogor, sebaiknya yang tidak layak segera dilakukan penebangan untuk menghindari penyebaran hama dan penyakit pada tanaman yang lainnya. Adapun untuk tanaman yang mengalami kerusakan atau layak bersyarat dilakukan tindakan pemeliharaan sesuai dengan tipe kerusakan untuk menjaga kualitas kayu pada saat akan dipanen.