digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tsunami merupakan salah satu bencana yang bersifat merusak. Tercatat 66 % dari seluruh korban meninggal akibat bencana alam di seluruh dunia merupakan korban dari bencana tsunami. Benua Asia khususnya Indonesia merupakan daerah yang memberikan kontribusi terhadap banyaknya korban tsunami tersebut. Tsunami terjadi akibat adanya guncangan yang terjadi di bawah permukaan laut. Hingga saat ini, gempa bumi bawah laut menjadi penyebab utama terjadinya tsunami. Kondisi daerah Indonesia yang berada pada daerah subduksi tiga lempeng aktif menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang berpotensi tinggi akan terjadinya tsunami. Hal tersebut didukung dengan laporan dari BNPB yang menunjukkan tingginya kejadian serta korban yang diakibatkan oleh tsunami di Indonesia. Selain itu, berdasarkan sejarah tsunami dunia, tsunami akibat letusan gunung Krakatau serta tsunami Aceh merupakan dua dari tiga peristiwa tsunami terbesar di dunia yang merenggut banyak korban jiwa. Oleh karena itu sistem pendeteksi kemungkinan terjadinya tsunami secara waktu nyata (real time) yang mampu memberikan peringatan kepada masyarakat di sekitarnya sesegera mungkin, sangat diperlukan. Kehadiran tsunami biasanya ditandai dengan adanya perubahan ketinggian permukaan air laut secara tiba-tiba. Perubahan ketinggian tersebut merupakan parameter yang sering dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan sistem-sistem peringatan dini tsunami yang telah banyak digunakan. Akurasi yang tinggi serta pengamatan yang dilakukan secara real time merupakan tolok ukur dalam pembangunan sistem peringatan dini tsunami agar tingginya korban yang dapat diakibatkan oleh tsunami dapat dikurangi secara signifikan. Jarangnya kejadian tsunami menyebabkan kurangnya efisiensi dari penggunaan sistem peringatan dini yang umum digunakan. Selain itu, tingginya biaya produsi serta perawatan untuk pembangunan sistem peringatan dini tersebut menjadi permasalahan tersendiri. Oleh karenanya sistem peringatan dini dengan biaya pembangunan dan perawatan yang ekonomis, sistem pembacaan yang efektif serta penggunaan sistem yang efisien perlu untuk dikembangkan. Salah satu sistem yang dapat digunakan dan dikembangkan adalah sistem peringatan dini tsunami lokal berbasis tide gauge mengingat biaya pembangunan dan perawatan sistem yang mudah dan ekonomis serta kemampuannya dalam mendeteksi terjadinya tsunami yang near real time. Berdasarkan hal tersebut pada penelitian disertasi yang dilakukan, suatu sistem pengukur tinggi muka air lokal berbasis tide gauge sebagai pendeteksi kejadian tsunami yang ekonomis dan efisien telah dibangun. Sistem pengamatan ini dibangun dengan memanfaatkan sensor tekanan dan sensor ultrasonik sebagai sensor pengukur tinggi muka air laut yang dilengkapi dengan sistem pendeteksi getaran berbasis sensor akselerometer untuk mendeteksi peristiwa gempa di sekitar sistem; beberapa pendeteksi parameter lingkungan seperti suhu dan kelembaban serta intensitas cahaya; serta manajemen daya untuk pengelolaan daya listrik yang optimal. Untuk menguji kemampuan sistem dalam mendeteksi perubahan tinggi muka air suatu gelombang, pada penelitian ini pun sistem simulator gelombang turut dikembangkan dengan berbasis pada simulasi gelombang artifisial. Sistem simulator gelombang yang dibangun berhasil dalam memberikan simulasi gelombang artifisial yang tinggi gelombang serta frekuensinya tidak bergantung satu sama lain. Dengan menggunakan sistem simulator gelombang serta wave flume (tangki gelombang), sistem pengukur tinggi muka air selanjutnya diuji karakteristik dinamiknya. Hasil menunjukkan sistem mampu memberikan hasil pembacaan tinggi muka air yang sesuai dengan pengukur gelombang ataupun pengukur tinggi muka air yang disematkan pada sistem simulator dan tangki gelombang tersebut. Tidak hanya tinggi gelombang, frekuensi gelombang yang terbaca oleh sistem pun sesuai dengan frekuensi yang disimulasikan. Dengan demikian, sistem pengukur tinggi muka air dapat digunakan untuk pengukuran perubahaan tinggi muka air gelombang yang lebih lanjut digunakan sebagai pendeteksi kejadian tsunami.