digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Saat ini, mendengar anak berusia 12-18 tahun melakukan tindak pidana dan mendapat hukuman untuk menjalani rehabilitasi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) bukanlah hal yang langka. Merupakan hal yang sangat memprihatinkan melihat kemerosotan moral penerus bangsa tersebut. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa desain interior, untuk berkontribusi dalam perubahan perilaku anak yang telah terbukti melakukan tidak pidana dan harus menjalani rehabilitasi di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), maka dilakukanlah penelitian ini. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apa saja program pembinaan yang diberikan kepada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung, apa saja fasilitas yang menunjang program pembinaan tersebut, apakah fasilitas yang ada telah memenuhi kebutuhan yang ada dan apakah fasilitas tersebut telah dimanfaatkan dengan optimal, bagaimana cara memenuhi kebutuhan akan fasilitas penunjang program pembinaan di LPKA Kelas II Kota Bandung, serta bagaimana memanfaatkan fasilitas yang ada dengan optimal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda kualitatif, yaitu dengan melakukan analisis dan interpretasi terhadap teks hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi lapangan. Penelitian dimulai dengan melakukan observasi lapangan untuk mengumpulkan data mengenai apa saja program pembinaan yang ada di LPKA Kelas II Kota Bandung, apa saja fasilitas yang tersedia untuk melakukan pembinaan tersebut, dan bagaimana fasilitas tersebut digunakan. Data yang telah terkumpul tersebut selanjutnya dideskripsikan secara mendetail. Kemudian, data-data yang telah dideskripsikan tersebut dipilah dan dipilih yang penting dan berguna dalam penelitian ini. Setelah data yang penting dan berguna tersebut terpilih, tahap yang dilakukan selanjutnya adalah menkonstruksi, menganalisa, serta membandingkan data tersebut. Analisa yang dilakukan adalah apakah fasilitas yang ada di LPKA Kelas II Kota Bandung telah memenuhi kebutuhan progam pembinaan yang ada dan apakah fasilitas tersebut telah dimanfaatkan dengan optimal. Selain itu, analisa lain yang dilakukan adalah dengan membandingkan fasilitas yang ada di LPKA Kelas II Kota Bandung dengan literatur standar internasional yang telah dikumpulkan sebelumnya, yaitu standar Technical iii Guidance for Prison Planning – UNOPS . Kesimpulan atas analisa yang telah dilakukan tersebut adalah kebutuhan program pembinaan akan fasilitas yang baik belum sepenuhnya terpenuhi. Selain itu, fasilitas yang ada saat ini juga belum dimanfaatkan secara optimal. Dan untuk memenuhi kebutuhan program pembinaan tersebut, maka dapat dilakukan pendataan program pembinaan yang ada serta seluruh perlatan yang dibutuhkan sehingga tidak ada kebutuhan yang terlewat dan seluruhnya dapat terpenuhi. Dan untuk mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas yang ada dapat dilakukan penjadwalan dan pelaksanaan yang teratur sehingga tercipta budaya pembinaan yang baik.