digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam beberapa tahun belakangan, Industri Busana tanah air mengalami peningkatan yang signifikan dalam pasar ekspor dan impor. Sejak tahun 2017, Etnikita muncul sebagai brand fashion lokal yang mengususng kain etnik traditional Indonesia. Setelah berjalan sekitar 2 tahun, Etnikita merasa sedang berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan seperti tidak dipercaya menggunakan material etnik buatan tangan dan perkembangan bisnis yang dirasa lebih lambat bila dibandingkan dengan brand etnik lainnya. Untuk memahami dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, dilakukan metode pengumpulan data kualitatif dengan melakukan observasi dan interview. Observasi dilakukan dengan menggali informasi mengeai pelaku bisnis serupa yang telah lebih dulu menerapkan teknik bauran pemasaran dan bauran komunikasi pemasaran. Selanjutnya, dilakukan wawancara untuk mengetahui citra merek Etnikita yang ditangkap oleh pelanggan dan konsep identitas merk dengan rujukan brand identity prism oleh Kapferer dari perspektif pemilik bisnis. Hasil analisis menyatakan bahwa Etnikita belum memiliki konsep identitas merk yang mumpuni maupun strategi pemasaran yang komprehensif, sedangkan target pasar pun tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kain tradisional. Sebagai solusi, diajukan strategi berupa rancangan brand identity prism, menyediakan produk di pasar online dan offline, serta mengaplikasikan strategi komunikasi pemasaran terpadu.