digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Fadlilah Mulyana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fadlilah Mulyana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fadlilah Mulyana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fadlilah Mulyana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fadlilah Mulyana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fadlilah Mulyana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fadlilah Mulyana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

Terowongan merupakan suatu lubang yang biasa digunakan untuk media transportasi, drainase, jalur kabel, penambangan, dan lain-lain. Dalam kehidupan modern ini, terowongan telah menjadi suatu hal yang esensial. Pembangunan terowongan memiliki resiko yang cukup besar yang berkaitan dengan stabilitas dari terowongan tersebut. Topografi dan model geologi merupakan suatu hal yang berpengaruh terhadap kestabilan dalam pembangunan terowongan. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk menganalisis stabilitas terowongan akibat topografi dan model geologi serta memberikan rekomendasi dalam tunnel support. Data yang digunakan yaitu data topografi dan penampang geologi serta data properti dari batuannya yaitu densitas, modulus young, poisson ratio, kohesi, dan sudut friksi. Data tersebut diolah dengan menggunakan metode batas hingga oleh software Phase2. Dari hasil pengolahan data dan pemodelan, didapatkan 3 model distribusi stress yang terdiri dari model 1 yang hanya dipengaruhi oleh overburden dari permukaan yang datar, model 2 yang dipengaruhi oleh overburden dari permukaan yang yang berundulasi, dan model 3 yang dipengaruhi oleh overburden dari permukaan yang berundulasi dan perbedaan litologi. Pada model 3 dibuat simulasi 2 jalur yaitu jalur 1 yang datar dan berada di atas batas lapisan serta jalur 2 yang naik dan berada di batas lapisan. Jalur 1 terdiri dari sampel T1, T2, T3, T4, T5, T6, dan T7 serta jalur 2 yang terdiri dari sampel LI, L2, L3, L4, L5, L6, dan L7.Pada setiap sampel terdapat 7 titik tinjauan pada kaki, atas, dinding, dan dasar terowongan. Dari analisis Mohr Coulumb failure criterion terdapat failure pada setiap sampel di jalur 1 dan jalur 2 sehingga jalur 1 dan jalur 2 tidak stabil. Jalur 1 dan jalur 2 diperlukan tunnel support berupa penyanggaan beton minimal setebal 8 cm agar tidak terjadi failure pada terowongan. Setelah dilakukan analisis Mohr Coulumb failure criterion Jalur 2 lebih stabil dibandingkan dengan jalur 1 setelah dilakukan penyanggaan.