digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dikdik Permadi
PUBLIC Irwan Sofiyan

Indikasi Geografis (IG) adalah sebuah sistem perlindungan hak kekayaan intelektual secara kolektif untuk mengangkat produk unggulan daerah yang unik, spesifik, berkualitas, dan bereputasi. Dalam kerangka teoritis Social-Ecological System (SES), sistem IG dilihat sebagai upaya pembangunan identitas sebuah produk khas yang tidak dapat diduplikasi di lokasi geografis lain (terroir). Setelah sistem ini diadopsi di Indonesia, jumlah produk IG yang didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum dan HAM, berkembang pesat, meskipun dinilai tanpa arah pengembangan identitas yang jelas. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi pembangunan identitas produk melalui sistem IG menggunakan studi kasus IG Kopi Arabika Gayo. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan triangulasi melalui desk analysis, observasi, dan wawancara semi terstruktur terhadap 26 informan kunci terkait tata kelola kopi arabika Gayo di sepanjang rantai produksi. Dari data dan informasi yang diperoleh, dilakukan tiga tahap analisis: 1) Penentuan faktor-faktor penting dalam pembangunan identitas menggunakan analisis kesesuaian lahan, discourse analysis, pairwise comparison analysis, dan uji contingency rate; 2) Pengukuran relevansi sistem IG dengan faktor-faktor penting tersebut menggunakan content analysis; 3) Perumusan strategi menggunakan Theory of Change IG Kopi di Indonesia yang dikembangkan oleh Neilson dkk. (2018) dan analisis QSPM. Dari analisis pertama, didapatkan faktor-faktor penting dalam pengembangan identitas beserta bobot kepentingan sebagai berikut: permintaan dan reputasi pasar (27.5%), sertifikasi eksternal (17,0%), karakteristik fisik dan rasa produk (14,1%), nilai sosial dan budaya (9,1%), teknik pascapanen (7,2%), kesesuaian lahan (5,7%), bahan tanam (5,7%), kelembagaan petani (5,0%), teknik budidaya (4,9%), isu tenaga kerja (2,3%), dan isu lingkungan (1,5%). Dari analisis kedua didapatkan bahwa sistem IG yang telah dirancang oleh Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG) memiliki relevansi paling besar pada aspek kesesuaian lahan (100%), karakteristik dan rasa produk (100%), dan teknik pascapanen (100%); serta relevansi paling kecil pada aspek isu tenaga kerja (50%), nilai sosial dan budaya (44,4%), dan isu lingkungan (33,3%). Dari hasil analisis akhir didapatkan urutan prioritas strategi pengembangan identitas dengan nilai daya tarik sebagai berikut: kontrol kualitas produk (2,32), promosi dan penetrasi pasar (2,18), pengawasan penggunaan nama dan pelanggaran (1,81), penguatan internal MPKG (1,44), peningkatan nilai tambah (1,32), dan penguatan entitas lembaga MPKG (1,27).