digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemanfaatan secara optimal limbah baterai yang jumlahnya berlimpah menjadi fokus permasalahan yang harus diatasi. Beberapa penelitian lain sebelumnya telah berhasil memanfaatkan grafit yang diambil dari limbah baterai untuk disintesis menjadi material graphene. Namun, sintesis masih dilakukan dengan menggunakan larutan yang bersifat toksik seperti . Lebih lanjut, tingginya nilai rasio cacat ( yang dimiliki graphene menunjukkan bahwa kualitas material graphene yang diperoleh masih rendah. Dalam penelitian ini, akan dilakukan sintesis material graphene berkualitas baik dan ramah lingkungan dengan memanfaatkan grafit yang diambil dari limbah baterai. Grafit limbah baterai akan disintesis menjadi graphene dengan menggunakan metode pengelupasan elektrokimia dalam larutan poly(sodium 4-styrenesulfonate)(PSS). Tegangan DC dan konsentrasi PSS akan divariasikan untuk bisa menghasilkan graphene dengan kuantitas dan kualitas sebaik mungkin. Pemberian tegangan DC divariasikan sebesar 3 V, 5 V, dan 8 V, sedangkan konsentrasi PSS divariasikan sebesar 0,001 M; 0,02 M; 0,1 M; dan 0,5 M. Pengaruh pemberian nilai tegangan dan konsentrasi PSS terhadap kuantitas serta kualitas material graphene akan dikaji secara rinci. Karakterisasi menggunakan spektroskopi UV Vis dan Raman telah membuktikan terbentuknya material graphene. Penggunaan transmission electron microscope (TEM) mampu menunjukkan morfologi dari graphene yang tersusun oleh beberapa lapisan. Graphene dengan nilai kuantitas dan kualitas paling baik dihasilkan dari variasi penggunaan konsentrasi PSS 0,5 M dan tegangan DC 5 V. Variasi tersebut mampu menghasilkan graphene berkualitas baik yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai rasio ( yaitu sebesar 0,86. Variasi 0,5 M / 5 V juga mampu menghasilkan lapisan tipis dengan nilai resistansi lapisan (Rs) yang rendah yaitu sebesar 1,1 k?/sq. Penelitian ini berkontribusi untuk bisa melakukan optimasi pada sintesis material graphene dan pemanfaatan potensi limbah baterai yang jumlahnya melimpah.