digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kedelai memiliki kandungan protein tinggi dan cocok untuk digunakan sebagai sumber protein dalam pakan ternak. Pengolahan kedelai diharapkan menghasilkan protein terproteksi, yang dapat meningkatkan penyerapan pada pencernaan ruminansia. Salah satu metode pemrosesan protein adalah perlakuan panas. Protein Dispersibility Index (PDI) adalah pengukuran kelarutan protein yang berkorelasi dengan degradasi protein oleh mikroba pada rumen. Dalam hal ini, kelarutan yang tinggi menunjukkan degradasi dalam rumen yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu, suhu, dan metode pemanasan pada kualitas protein. Parameter yang digunakan sebagai referensi untuk kualitas protein adalah PDI, yang mewakili rasio antara supernatan protein kasar terlarut dan protein kasar dalam larutan. Parameter kuantitas protein diwakili oleh CP (protein kasar), yang diukur dengan metode Kjeldhal sebagai kandungan protein sampel. Variasi dalam penelitian ini meliputi bahan baku (ampas tahu dan tahu), metode pemanasan (oven konveksi dan ekstruder), suhu (60 ° C dan 90 ° C) dan waktu (15-90 menit untuk oven konveksi dan 1- 5 menit untuk ekstruder). Ekstrusi pemanasan selama 3 menit dapat menurunkan PDI pada pH 7 hingga 25% (60 ° C) dibandingkan dengan protein tanpa perlakuan (58%). Hasil ini menunjukkan bahwa protein dengan perlakuan panas mungkin cocok untuk pakan ternak ruminansia. Ditemukan bahwa ada peningkatan kandungan protein kasar dengan meningkatnya durasi perlakuan panas. Produk dengan kandungan protein kasar tertinggi diperoleh dengan ekstruder pada suhu 90 ° C, yang memiliki kandungan protein kasar 46% -basis basah.