digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

COVER Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

BAB 1 Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

BAB 2 Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

BAB 3 Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

BAB 4 Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

BAB 5 Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

PUSTAKA Nunung Nuraeni
PUBLIC Ratnasari

Penggunaan radiasi sebagai alat penunjang dalam bidang kesehatan dan industri saat ini berkembang pesat mengakibatkan kebutuhan akan alat pemantau radiasi bagi para pekerja yang menggunakan radiasi menjadi lebih tinggi. Alat pemantau radiasi yang umumnya digunakan adalah thermo luminescence dosimeter (TLD). Ketersediaan TLD tersebut tergantung pada pembelian dari luar negeri yang menyebabkan kelangkaan. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan sintesis TLD berbahan dasar material non-tissue equivalent dan tissue equivalent. Peneliti melakukan sintesis TLD non-tissue equivalent (CaSO4:Dy dan CaSO4:Tm) serta tissue equivalent (Li2B4O7:Cu) menggunakan metode ko-presipitasi. Peneliti menganalisis sifat termoluminesensi TLD dengan memvariasikan suhu re-annealing, konsentrasi dopan, dan penambahan PTFE/SiO2/urea. Hasil analisis X-ray diffraction (XRD) menunjukkan bahwa telah terbentuk kristal CaSO4 sesuai dengan JCPDS no. 37-1496 dan kristal Li2B4O7:Cu sesuai dengan JCPDS no 01-084-2191. Re-annealing pada suhu 700 ?C mengubah morfologi dan ukuran kristal CaSO4:Dy dan CaSO4:Tm menjadi lebih kecil. Penambahan PTFE juga mengubah morfologi CaSO4:Dy/Tm dan Li2B4O7:Cu. Penambahan konsentrasi doping (0,2 mol%) pada CaSO4:Dy/Tm menghasilkan penurunan intensitas termoluminesensi. Sumber radiasi ? menghasilkan respon termoluminesensi lebih besar dari pada sumber radiasi ?. Kenaikan suhu re-annealing (400-900 ?C) pada CaSO4:Dy/Tm+PTFE meningkatkan respon termoluminesensi. Respon termoluminesensi tertinggi terjadi pada suhu 700 ?C. Sedangkan untuk campuran CaSO4:Dy dan CaSO4:Tm dengan SiO2 belum diperoleh respon termoluminesensi yang signifikan. Respon termoluminesensi Li2B4O7:Cu diamati untuk variasi konsentrasi doping 0,05 wt%, 0,1 wt%dan 0,3 wt%. Respon termoluminesensi tertinggi terjadi pada konsentrasi doping 0,1 wt%. Penambahan PTFE/urea dengan konsentrasi 0,5 wt%, 0,67 wt% dan 0,75 wt% juga diamati. Penambahan urea pada Li2B4O7:Cu menghasilkan respon termoluminesensi lebih baik daripada penambahan PTFE. TLD hasil eksperimen (CaSO4:Dy + PTFE) dibandingkan dengan TLD-900 Harshaw dan TLD BARC komersial menghasilkan respon termoluminesensi yang lebih baik. Kurva pancar TLD hasil eksperimen dan TLD-900 buatan Harshaw masih berada dalam rentang suhu pengukuran 50 - 260 ?C, sedangkan kurva pancar TLD BARC terdapat bagian yang terpotong yang berada di luar rentang suhu pengukuran.