COVER Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 1 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 2 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 3 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 4 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 4 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 4 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 4 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 4 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 5 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 5 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 5 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 5 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia BAB 6 Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia PUSTAKA Ade Kurniawan
PUBLIC tuti yulia
Salah satu kawasan prospek hidrokarbon adalah di daerah Indonesia Timur, yang
hingga saat ini masih belum jelas karakter struktur geologi dan pola persebaran
daerah prospek hidrokarbonnya. Hal tersebut dikarenakan oleh keterbatasan data
dan keterbatasan aktivitas eksplorasi yang dilakukan pada masa lampau.
Penelitian geologi yang lebih mendalam pada saat ini perlu dilakukan untuk
menjawab keraguan tersebut, terutama kaitannya dengan potensi hidrokarbon.
Studi ini membahas mengenai pola struktur yang berkembang dan pengaruhnya
terhadap temperatur bawah permukaan dan tingkat kematangan hidrokarbon di
lepas pantai Tanimbar. Data yang digunakan berupa data seismik 2d, data sumur,
data permukaan dan data citra etopo 3. Data tersebut diinterpretasi dan divalidasi
dengan restorasi penampang seimbang, kemudian pada akhirnya akan
diintegrasikan dengan irisan vertikal pemodelan cekungan 3d untuk meperlihatkan
sejarah temperatur dan kematangan hidrokarbon untuk setiap kejadian geologi.
Berdasarkan interpretasi seismik dan restorasi, pola struktur di daerah penelitian
menunjukkan setidaknya terdapat empat pola struktur utama, yaitu struktur yang
berkaitan dengan sesar normal akibat peregangan Permian Awal – Kapur Akhir,
sesar normal akibat pelenturan saat kompresi, sesar inversi akibat reaktivasi sesar
normal Permian Awal – Kapur Akhir menjadi sesar naik, dan sabuk lipatananjakan
di daerah Tanimbar akibat tektonik kompresi Plio-Plistosen.
Evolusi tektonik juga mempengaruhi temperatur bawah permukaan dan tingkat
kematangan. Pada fase tektonik regangan terjadi kenaikan gradien geotermal
diakibatkan penipisan kerak, sedangkan pada saat fase pembebanan dan fase
kompresi terjadi penebalan kerak disertai penurunan gradien geotermal. Pada
pembentukan sabuk sesar anjak dan lipatan itensitas rekahan meningkat sehingga
konduktifitas panas menurun. Akibat dari pengaruh tekanan tektonik kompresi,
gaya gesek dari setiap bidang sesar, serta penurunan konduktifitas panas
mengakibatkan kenaikan temperatur disabuk sesar anjak-lipatan.