digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arif Hidayat
PUBLIC Taupik Abidin


Tidak dapat di pungkiri bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara, khususnya di negara berkembang. Di indonesia, dari data angkatan kerja yang dipekerjakan oleh UKM pada tahun 2013 dari Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia mengungkapkan bahwa UKM dapat mendominasi dan menyerap pekerjaan lebih dari 99,99% dari segmen pasar. Perusahaan besar hanya menyerap sisanya, yaitu sekitar 0,01%. Jumlah yang sangat mengagumkan untuk membantu perekonomian suatu negara. Salah satu sektor yang menarik perhatian adalah sector kuliner / makanan dan minuman. Usaha makanan kecil dan menengah memiliki peran besar dan signifikan dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi global, terutama di negara-negara berkembang (Ayyagari et al., 2007). Sehingga sektor ini patut terus dikembangkan potensinya. Namun, disatu sisi UMKM juga terlibat dalam isu yang cukup memprihatinkan yaitu pencemaran lingkungan. Sebagai bagian penting untuk ekonomi dunia, UMKM juga bertanggung jawab atas sekitar 60% dari semua emisi karbon dioksida dan 70% dari semua polusi (Parker et al., 2009). Sehingga sebuah sosialisasi dan edukasi agar UMKM mampu menjadi sebuah bisnis yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan UMKM di sektor kuliner / makanan dan minuman untuk menjadi bisnis yang ramah lingkungan dan juga untuk mengetahui niat UMKM di sektor kuliner / makanan dan minuman untuk menjadi bisnis yang ramah lingkungan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi intensi UMKM melakukan bisnis ramah lingkungan. Faktor-faktor itu adalah harga produk ramah lingkungan, daya beli masyarakat, manfaat produk ramah lingkungan, dan ketersediaan produk konvensional. Faktor-faktor ini diadopsi menjadi kerangka kerja untuk wawancara semi terstruktur dengan pemilik UMKM di sector kuliner / makanan dan minuman di kota Bandung. Berdasarkan hasil wawancara dengan analisis kualitatif, muncul beberapa faktor lainnya yang terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Untuk faktor pendukung seperti kesadaran pelanggan, minat pelanggan, penghematan biaya, citra merek, regulasi, dan jaringan bisnis. Dan untuk faktor penghambat seperti target pasar, mentalitas yang buruk, pendidikan, daya tahan produk, biaya yang tinggi, dan kepraktisan. Terakhir, semua partisipan memiliki intensi untuk melakukan bisnis ramah lingkungan walaupun saat ini mereka mempunyai hambatan untuk melakukannya.