COVER Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Gita Putri
PUBLIC Alice Diniarti
Fenomena urbanisasi mulai meluas ke peri urban yang disebut juga dengan periurbanisasi.
Akibatnya perubahan multi dimensi terjadi tidak hanya di perkotaan,
tetapi juga di kawasan perdesaan. Hal tersebut juga terjadi di Kecamatan Lembang
yang merupakan peri urban dari Metropolitan Bandung Raya. Pembangunan hotel,
café, dan restoran, alih fungsi lahan pertanian, dan masuknya pendatang pasti
memberikan dampak bagi masyarakat Lembang yang masih cukup banyak
menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Akibatnya, petani – petani harus melakukan adaptasi melalui strategi penghidupan
untuk tetap bertahan di tengah perubahan tersebut. Kendalanya, petani memiliki
pendidikan dan keterampilan yang rendah, akses modal yang terbatas, luas
kepemilikan lahan yang sempit, dan keterbatasan infrastruktur menghambat mereka
dalam berstrategi hidup.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan strategi
penghidupan petani di tengah peri-urbanisasi. Hasil penelitian diharapkan mampu
memperluas wawasan terkait fenomena urbanisasi di peri urban dan membantu
perencanaan serta pengelolaan peri urban melalui program kebijakan yang tepat
dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan petani di tengah
perubahan yang terkait dengan urbanisasi.
Adanya keterbatasan waktu dan biaya, maka penelitian ini hanya difokuskan
kepada petani pemilik penggarap dan petani penggarap. Wilayah studi ditentukan
melalui metode skoring dengan melihat luas pengurangan lahan pertanian dan
jumlah pendatang di 16 desa dalam Kecamatan Lembang. Terpilihlah tiga desa
ii
secara purposif dengan tingkat urbanisasi tinggi yaitu Desa Gudang Kahuripan,
Desa Kayuambon, dan Desa Jayagiri.
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara. Jumlah kuesioner
ditentukan dengan menggunakan metode Central Limit Theorem (CLT) karena
jumlah responden yang terlalu banyak. Selanjutnya hasil survei kuesioner dan
wawancara dianalisis dengan metode kualitatif deskriptif menggunakan kuesioner.
Metode ini dipilih untuk mendapatkan hasil penelitian yang mampu memberikan
gambaran yang lengkap dan komprehensif sehingga dapat menjawab tujuan dan
sasaran penelitian.
Hasil analisis menunjukkan strategi penghidupan yang paling banyak dilakukan di
wilayah studi adalah diversifikasi dan intensifikasi pertanian. Kemungkinan
pengetahuan dan pengalaman bertani yang sudah ada, adanya modal (lahan,
keterampilan, dan jejaring), serta peluang pasar yang terbuka menyebabkan cukup
banyak responden di wilayah studi yang melakukan strategi penghidupan ini. Di
sisi lain, strategi penghidupan yang paling sedikit dilakukan di wilayah studi adalah
berpindah. Strategi ini paling sedikit dilakukan karena usia responden yang sudah
lanjut, merasa kerasan/betah di desanya saat ini karena sudah tinggal di desanya
sejak lahir, dan hampir semua responden mengerjakan lahan garapan yang berada
di desa yang sama dengan lokasi tempat tinggal mereka.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden di wilayah studi perlu
mendapat dukungan baik secara finansial maupun keterampilan yang bisa
disalurkan melalui kelompok tani yang berfungsi baik. Selain itu, responden juga
memerlukan dukungan dari pemerintah setempat yang membantu dan memudahkan
petani untuk bisa menjual hasilnya ke hotel/restoran/wisata yang berada di dalam
wilayah studi maupun dekat dengan wilayah studi sehingga dapat membuka pasar
baru dan meningkatkan pendapatan responden.