COVER Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Dian Suryanata
PUBLIC Alice Diniarti
Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) yang berbatasan langsung dengan Negara Tetangga,
tugas yang diemban Kalimantan Utara tidak hanya sebagai beranda depan Negara, namun
menjadi salah satu ikon Bangsa. Hal ini menumbuhkan semangat dan komitmen yang tingi
untuk berbenah diri secara menyeluruh, termasuk dalam hal pembangunan. Salah satu
kebijakan yang diambil untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan pemerataan
ekonomi, adalah dengan pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor.
Pembangunan KBM ini diharapkan mampu menjadi generator pertumbuhan dan
perkembangan wilayah.
Namun pada pelaksanaannya, pembangunan KBM Tanjung Selor dihadapkan dengan
berbagai permasalahan yang cukup kompleks. Target pelaksanaan pembangunan tidak
berjalan sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil observasi, kendala yang paling menonjol,
adalah kurangnya koordinasi antara pihak-pihak yang seharusnya terlibat dalam kegiatan
pembangunan KBM Tanjung Selor disamping masalah pendanaan dan pengembangan asset.
Kurangnya koordinasi dikarenakan ketidak sepahaman para pemangku kepentingan dalam
pembangunan Kota Baru Mandiri Tanjung Selor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisi bentuk kelembagaan pada pembangunan
KBM Tanjung Selor. Metode yang dipergunakan, yaitu pendekatan kualitatif dengan metode
interpretatif. Analisis yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu analisis
pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam
pembangunan KBM Tanjung Selor, analisis konten untuk memperoleh gambaran secara jelas
dan terperinci mengenai kondisi pembangunan KBM berdasarkan persepsi masyarakat, serta
analisis peraturan perundang-undangan.
Hasil analisis menunjukkan, pihak yang terlibat dalam pembangunan KBM Tanjung Selor
terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, swasta, akademisi,
masyarakat, dan tokoh adat. Dikarenakan tingginya kepentingan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dan rendahnya kepentingaan Pemerintah Kabupaten
Bulungan serta unsur masyarakat, menimbulkan koordinasi tidak berlangsung dengan baik.
Hal ini mengakibatkan lembatnya progres pembangunan KBM Tanjung Selor. Kelompok key
player lebih mudah melakukan koordinasi dibandingkan pihak-pihak yang ada pada
kelompok subject dan crowd.
Lemahnya koordinasi antara pihak-pihak yang seharusnya bekerja secara bersama-sama
dan terpadu menyebabkan sumbatan informasi dan menimbulnya berbagai permasalahan.
Tidak tersedianya petunjuk pelaksanaan Pembangunan Kota Baru Mandiri (KBM)
mengakibatkan Pemerintah Daerah mengalami kesulitan dalam menentukan langkah yang
tepat, efektif dan efisien dalam pembangunan KBM. Dibutuhkan lembaga pengelolaan
pembangunan KBM Tanjung Selor dengan kriteria, dapat meningkatkan koordinasi antara
stakeholder, dapat memberikan jalan keluar dari berbagai persoalan yang ada, mampu
memaksimalkan potensi lokal yang ada, dan menjadi wadah pertukaran informasi antara
stakeholder.