ABSTRAK Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana COVER Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana BAB 6 Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Widya Imelda
PUBLIC yana mulyana
Penyakit jantung koroner dan stroke iskemik merupakan penyebab kematian
dengan prevalensi tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Salah satu pengobatannya
adalah menggunakan senyawa trombolitik seperti reteplase. Reteplase rekombinan
merupakan protein terapeutik golongan aktivator plasminogen yang telah disetujui
oleh FDA dan EMA, namun belum pernah diproduksi dan dipasarkan di Indonesia.
Permasalahan produksi reteplase adalah memiliki 9 ikatan disulfida sehingga sulit
diproduksi dalam bentuk terlarut di sistem E. coli. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengevaluasi strategi peningkatan kelarutan reteplase rekombinan melalui
produksi menggunakan promotor lemah (gadA) dan promotor kuat (T7). Produksi
dengan promotor gadA dilakukan menggunakan plasmid pMCD_ret yang
dikonstruksi pada penelitian ini. Overproduksi reteplase dengan sistem ini
dilakukan pada media ¼LB-Suksinat selama 11,5 jam. Evaluasi reteplase hasil
produksi dilakukan dengan metode SDS-PAGE. Produksi reteplase dengan
promotor T7 dilakukan menggunakan plasmid pET24b_ret pada media LB dengan
suhu induksi 37°C dan konsentrasi induser IPTG 0,1 mM. Reteplase dihasilkan
dalam bentuk badan inklusi selanjutnya disolubilisasi menggunakan urea 8 M dan
direnaturasi dengan menurunkan konsentrasi urea secara bertahap. Protein hasil
solubilisasi dianalisis dengan metode SDS-PAGE dan Western Blot. Pemurnian
reteplase rekombinan dilakukan dengan kromatografi resin penukar ion dan filtrasi
gel. Uji aktivitas dilakukan menggunakan metode zimografi kasein dan
kaseinolisis-radial. Plasmid pMCD_ret berhasil dikonstruksi, namun belum dapat
menghasilkan reteplase rekombinan pada kondisi produksi yang digunakan.
Produksi, solubilisasi, dan renaturasi reteplase dari bentuk badan inklusi berhasil
dilakukan, namun pemurnian reteplase belum optimal. Protein reteplase hasil
renaturasi tidak menunjukkan aktivitas sebagai aktivator plasminogen. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah konstruksi plasmid pMCD_ret untuk produksi reteplase
dengan promotor lemah berhasil dilakukan. Kondisi optimal untuk memproduksi
reteplase dalam bentuk terlarut dan aktif menggunakan promotor gadA dan T7
belum ditemukan.