Jamur endofit merupakan jamur yang terasosiasi dengan jaringan internal inangnya. Beberapa
jamur endofit dapat menstimulasi produksi metabolit sekunder pada inangnya yang memiliki
aktivitas sebagai antimikroba. Jamur endofit dapat ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan
seperti pada tanaman Bakau (Rhizophora sp.). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur
endofit dari akar Bakau yang berasal dari Desa Sei Sembilang, dan menguji aktivitas antimikroba
dari metabolit sekunder jamur endofit tersebut terhadap Escherichia coli (ATCC 8739),
Staphylococcus aureus subsp. aureus (ATCC 6538), dan Candida albicans (ATCC 10231). Penelitian
ini terdiri dari pengambilan sampel akar bakau, isolasi dan pemurnian jamur endofit, fermentasi
dan ekstraksi senyawa metabolit sekunder, uji skrining aktivitas antimikroba dengan metode difusi
cakram, penentuan KHM dengan metode mikrodilusi, dan penentuan KBM/KFM dengan metode
penumbuhan pada media agar. Diperoleh 10 isolat jamur endofit murni dengan 20 jenis ekstrak uji.
Hasil uji skrining aktivitas antimkroba didapatkan hasil 18 ekstrak memiliki aktivitas terhadap
Escherichia coli, 14 ekstrak terhadap Staphylococcus aureus dan 8 ekstrak terhadap
Candida albicans. Ekstrak dengan nilai KHM terendah terhadap Escherichia coli adalah ekstrak
media FDSS-02 (32 µg/mL), terhadap Staphylococcus aureus adalah ekstsrak media dan miselium
FDSS-02 (64 µg/mL), dan terhadap Candida albicans adalah ekstrak media dan miselium FDSS-02
(64 µg/mL). Ekstrak dengan nilai KBM terendah terhadap Escherichia coli adalah ekstrak media
FDSS-02 (32 µg/mL), terhadap Staphylococcus aureus adalah ekstrak miselium dari FDSS-01, FDSS08, FDSS-09, dan FDSS-10 (256 µg/mL). Nilai KBM terendah terhadap Candida albicans adalah
ekstrak media dan miselium dari FDSS-02 (64 µg/mL). Penelitian ini berpotensi dikembangkan untuk
penemuan sumber antibiotik baru.