ABSTRAK Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana COVER Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Endang Widiastuti
PUBLIC yana mulyana
Industri Farmasi (IF) di Indonesia pada umumnya hanya memproduksi obat generik
sehingga lebih fokus pada kegiatan formulasi. Agar interchangeable obat generik
atau sediaan tertentu harus ekuivalen dengan inovatornya. Untuk menilai
bioekuivalensi perlu dilakukan uji Bioavaibilitas dan Bioekivalensi (BA-BE) yang
umumnya merupakan salah satu kendala pengembangan obat generik. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan bisnis Laboratorium (Lab) uji BA-
BE oleh IF PT X. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik
dengan subyek IF yang mempunyai obat wajib uji BA-BE lebih dari 10 item yang
tidak memiliki Lab uji BA-BE dan BPOM dengan menggunakan kuesioner. Data
sekunder diperoleh berdasarkan penelusuran lewat internet dan IMS Health. Data
dianalisis secara deskriptif dan analitik menggunakan tiga parameter kelayakan
bisnis yaitu NPV, IRR, dan PBP dengan skema tiga skenario worst case, base case
dan best case. Hasil penelitian menunjukkan obat yang perlu uji BA-BE per tahun
sejumlah 332 item, sedangkan kapasitas Lab Uji BA-BE adalah 240, sehingga
pengembangan Lab BA-BE masih diperlukan. Berdasarkan analisa kelayakan
menggunakan tiga skenario didapat nilai NPV yang positif; nilai IRR lebih besar
dari WACC; dan PBP dari ketiga skenario yaitu 5,57 tahun, 5,35 tahun dan 5,29
tahun. Dari hasil tersebut di atas bahwa Lab Uji BA-BE bagi PT X masih perlu dan
layak dikembangkan.