digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 7 Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan


PUSTAKA Ginanjar Ihsan Prabowo
PUBLIC Irwan Sofiyan

sekitar mulut intake mengalami kekeringan. Sehingga dibutuhkan adanya kajian terhadap sedimentasi serta profil batimetri yang menyebabkan terjadinya kekeringan tersebut. Simulasi pemodelan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Mike 21 Flow Model dari DHI. Kalibrasi pemodelan dilakukan dengan menggunakan data lapangan yang ada berupa nilai elevasi muka air, arus, serta konsentrasi sedimen. Simulasi pemodelan dilakukan selama satu bulan dalam dua skenario, yaitu musim kemarau pada bulan Juli 2016 dan musim penghujan pada bulan Desember 2016. Untuk meninjau profil batimetri dilakukan peramalan pasang surut selama 20 tahun menggunakan perangkat lunak ERGTide. Berdasarkan hasil pemodelan didapat nilai rerata kesalahan kalibrasi terhadap elevasi muka air dan arus sebesar 13,74% dengan menggunakan nilai chezy number 30. Sedangkan untuk kalibrasi sedimen didapat nilai kesalahan sebesar 0,44%. Hasil pemodelan sedimen tiap skenario dilakukan analisa terhadap nilai konsentrasi sedimen serta perubahan elevasi permukaan dasar lautnya. Rata-rata nilai konsentrasi sedimen per bulan pada area mulut sungai berkisar pada nilai 2,6904 gr/m3 sampai dengan 5,5607 gr/m3 dengan perubahan bed level 0,0007 m/hari. Sementara konsentrasi sedimen di area mulut intake hanya sebesar 0,000005 gr/m3. Peningkatan nilai konsentrasi sedimen terjadi pada musim penghujan dimana debit dari sungai sebagai sumber sedimen meningkat. Hasil menunjukkan bahwa pergerakan sedimen dari Sungai Rea tidak sampai hingga ke area PLTU 1 NTT. Sedimen terpusat di area mulut Sungai Rea yang menyebabkan terjadi perubahan morfologi garis pantai akibat adanya pengendapan sedimen. Selanjutnya analisa dilakukan terhadap elevasi pasang surut yang ada di depan area PLTU, khususnya di area mulut intake. Dari hasil peramalan selama 20 tahun diperoleh bahwa elevasi surut terendah di mulut intake berada pada nilai -114,62 cm di bawah MSL, sementara untuk nilai elevasi permukaan dasar lautnya sebesar -89,21 cm di bawah MSL. Oleh karena itu, penyebab dari keringnya mulut intake adalah karena elevasi permukaan dasar lautnya berada di atas nilai surut terendah.