digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aulia Marwa Mumtazah
PUBLIC Alice Diniarti

Kedelai hitam (Glycine max. (L.) Merr.) berpotensi menjadi komoditas paling penting dari hasil pertanian kelompok legum karena berkontribusi besar sebagai bahan baku industri makanan, obat-obatan dan industri kimia lainnya. Kedelai hitam dikenal memiliki kadar isoflavon 100 kali lebih tinggi dari tanaman legum lainnya. Senyawa isoflavon merupakan metabolit sekunder yang berperan dalam mekanisme pertahanan tanaman dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Kadar isoflavon pada tanaman kedelai dikendalikan oleh sejumlah gen dan faktor lingkungan. Informasi fungsi genomik dari gen-gen pengendali karakter isoflavon diperlukan dalam penggunaan penanda molekuler untuk pengembangan varietas kedelai hitam yang memiliki karakteristik kadar isoflavon tinggi dan stabil. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan profiling ekspresi gen jalur biosintesis isoflavon (gen CHS8, CHR, CHI1A, F6H3 dan IFS2) pada kedelai hitam varietas lokal UP106 dan UP122 dan generasi resiprok F4 dari UP106xUP122 dan UP122xUP106 sebagai evaluasi potensi galur harapan pada seleksi kultivar generasi awal dalam strategi pemuliaan tanaman. Tetua memiliki karakter fenotip kadar isoflavon yang relatif stabil dan memiliki perbedaan secara signifikan (UP106 tinggi kadar isoflavon dan UP122 rendah kadar isoflavon) serta generasi F4 yang merupakan hasil persilangan resiprokal kedua tetua, yaitu UP106xUP122 dan UP122xUP106. Metode penelitian ini meliputi penanaman dan pengambilan sampel, isolasi RNA serta analisis kuantitas dan kualitas, sintesis cDNA, Reverse Transcriptase PCR (RT-PCR) gen CHS8, CHR, CHI1A, F6H3 dan IFS2. Level ekspresi gen relatif diperoleh dengan aktin (ACT2/7) sebagai referensi, kemudian dianalisis melalui ketebalan pita yang terbentuk dari hasil visualisasi elektroforesis gel agarosa secara semi-kuantitatif menggunakan ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan pada gen CHS8 dan CHR level ekspresi gen relatif yang paling tinggi ditunjukkan pada kelompok genotip tetua UP106, pada gen CHI1A tidak terdapat perbedaan signifikan pada keempat kelompok genotip berdasarkan uji ANOVA one way (p-value>0,05), pada gen IFS2 diperoleh level ekspresi gen relatif paling tinggi pada kelompok genotip F4 (UP106xUP122), dan pada gen F6H3 tidak dapat dilakukan pengukuran level ekspresi gen relatif karena tidak munculnya pita DNA dari hasil RT-PCR. Kesimpulan penelitian ini adalah level ekspresi gen relatif yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua tetuanya diperoleh kelompok genotip F4 (UP106xUP122) pada gen IFS2 yang merupakan salah satu gen kunci dari biosintesis isoflavon. Selain itu, profil ekspresi gen pada kedua generasi F4 dipengaruhi persilangan UP106xUP122 dan UP122xUP106 pada gen CHS8, CHR dan IFS2 berdasarkan uji t-test (p-value<0,05) dan tidak berpengaruh pada gen CHI1A dan F6H3.