digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Aribiarto Renardi
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Muhammad Aribiarto Renardi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Muhammad Aribiarto Renardi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 2 Muhammad Aribiarto Renardi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Aribiarto Renardi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Aribiarto Renardi
Terbatas Alice Diniarti
» ITB

BAB 5 Muhammad Aribiarto Renardi
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Muhammad Aribiarto Renardi
PUBLIC Alice Diniarti

Salah satu logam berat yang sering terdapat dalam pencemaran air adalah kromium dalam bentuk senyawa Cr (VI) yang toksik yang berdampak negative bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Untuk mengatasi permasalahan ini, adsorsi Cr (VI) dapat dilakukan dengan menggunakan material adsorben. Geopolimer berbasis limbah fly ash berpotensi dimanfatakan untuk adsorpsi Cr (VI) melalui interaksi pertukaran ion, adsorpsi pada pori geopolimer maupun interaksi elektrostatik dengan komponen dalam geopolimer. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari kemampuan pengikatan Cr (VI) menggunakan geopolimer berbasis fly ash. Kitosan dan selulosa dari ampas tebu ditambahkan sebagai paduan geopolimer untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi geopolimer. Adsorpsi Cr (VI) oleh geopolimer dan paduannya dievaluasi menggunakan larutan artificial Cr (VI) dalam bentuk larutan dikromat dengan variasi waktu imersi dan 12 jam. Sampel uji meliputi geopolimer (FA), geopolimer-kitosan (FC), geopolimer-selulosa (FS) dan geopolimer-kitosan-selulosa (FCS). Dari hasil karakterisasi X-Ray Fluoresence dapat disimpulkan fly ash yang digunakan untuk prekursor geopolimer merupakan fly ash kelas F. Fly ash diaktivasi dengan NaOH 12 M menghasilkan geopolimer, ditunjukkan oleh material yang mengalami setting dan uji Fourier Transform Infrared yang menunjukkan gugus karakteristik Si-O-Si dan Si-O-Al. Selulosa diekstraksi dari ampas tebu melalui hidrolisis asam. Selulosa dan kitosan dipadukan dengan geopolimer melalui pencampuran langsung, menghasilkan geopolimer dengan karakteristik yang berbeda. Geopolimer dengan paduan selulosa dan selulosa kitosan menghasilkan campuran yang lebih padat dan lebih mudah setting dibandingkan geopolimer dan geopolimer dengan paduan kitosan. Imersi sampel FA, FC, FS dan FCS dalam larutan Cr (VI) menyebabkan perubahan warna dari orange menjadi kuning terang pada setiap variasi paduan dan waktu, mengindikasikan perubahan dikromat menjadi kromat karena ada perubahan pH larutan dari 4 menjadi 9. Sampel FS dengan waktu imersi 6 jam menghasilkan adsorpsi Cr paling tinggi mencapai 79,53%. Adsorpsi Cr pada sampel FS dan FCS menurun seiring meningkatnya waktu, sedangkan meningkat pada sampel FA dan FC. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa geopolimer dan paduan geopolimer kitosan dan selulosa memiliki kemampuan mengadsopsi terhadap Cr (VI), dengan kemampuan adsorpsi yang tinggi ditunjukkan oleh sampel dengan paduan selulosa.