digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC karya

COVER Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Gisela Supardi
Terbatas  karya
» Gedung UPT Perpustakaan

Sistem text-to-speech (TTS) adalah suatu sistem yang dapat menghasilkan gelombang suara secara otomatis melalui masukan berupa teks. Sistem TTS berbahasa Indonesia yang ada saat ini belum dapat menangani fenomena alih-kode, yaitu suatu kondisi terjadinya pergantian bahasa dari bahasa utama ke bahasa lain. Fenomena alih-kode dapat menurunkan kinerja sistem karena sistem tidak akan bisa mengucapkan kata dengan bahasa lain tersebut sehingga tingkat kejelasan dan kealamian sistem menurun. Pada tugas akhir ini diujikan suatu teknik penanganan fenomena alih-kode, yaitu teknik poliglot. Kinerja dari sistem TTS poliglot diukur dengan cara dibandingkan dengan sistem TTS umum. Berdasarkan hasil pengujian, didapat kesimpulan bahwa penerapan teknik poliglot berhasil mengatasi fenomena alih-kode. Terjadi peningkatan nilai Mean Opinion Score (MOS) sebesar 0,51 secara keseluruhan dan 0,81 untuk kalimat yang mengalami alih-kode saja. Sementara nilai Semantically Unpredictable Sentences (SUS) meningkat 5,54% untuk akurasi pada keseluruhan kata dan 33,93% untuk kata Bahasa Inggris saja. Namun teknik poliglot juga memberikan dampak penurunan kinerja sistem dalam hal kualitas prosodi dan efisiensi sistem. Intonasi yang dihasilkan sistem poliglot sedikit lebih buruk, terutama untuk kalimat tanya dan perintah. Efisiensi juga berkurang, dilihat dari bertambahnya durasi untuk menyintesis serangkaian kalimat yang sama sebanyak 5,32% dibanding sistem TTS umum.