2019 TA PP JUNIARTI JAYANI 1.pdf)u
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB
Perayaan Cheng beng adalah salah satu hari raya tradisional masyarakat Tionghoa
yang mengajarkan sikap berbakti kepada orang tua dan leluhurnya yang didasari
oleh ajaran Khong Hu Cu. Sikap bakti dan menghormati orang tua dilakukan
semasa mereka masih hidup maupun setelah mereka telah meninggal. Pada
perayaan Cheng beng, masyarakat Tionghoa melakukan serangkaian aktivitas
seperti membersihkan kuburan, sembahyang kepada langit dan dewa bumi,
mempersembahkan makan pada altar orang tua dan leluhur, dan memberikan
doa. Berbagai kegiatan tersebut dilakukan sebagai simbol hubungan antara orang
tua dan leluhur dengan keturunannya yang tetap terjalin walapun sudah berbeda
dunia. Serangkaian aktivitas yang dilakukan selama perayaan Cheng beng juga
menunjukan simbolik suatu perayaan yang membedakan perayaan tersebut
dengan perayaan atau aktivitas lainnya. Tetapi belakangan ini, kebanyakan remaja
Tionghoa Indonesia kurang mengetahui aktivitas atau proses perayaan Cheng
beng. Penyebabnya adalah orang tua atau keluarga mereka tidak merayakan
perayaan Cheng beng dengan cara yang seharusnya dan bahkan sudah tidak
merayakan sama sekali. Perayaan Cheng beng tidak memiliki perbedaan dengan
ziarah kuburan pada umumnya. Jika hal ini terus berlanjut maka perayaan Cheng
beng asali akan dilupakan generasi muda Tionghoa. Agar aktivitas atau proses
iii
perayaan Cheng beng asali tetap diingat oleh remaja Tionghoa, diperlukan
pengenalan kembali perayaan Cheng beng asali kepada mereka. Dalam
mengenalkan perayaan Cheng beng asali dibutuhkan sebuah media yang mampu
menjelaskan aktivitas atau proses perayaan Cheng beng asali dengan jelas dan
mudah dipahami. Animasi telah digunakan sebagai media penyampaian berbagai
informasi mulai dari pengetahuan tentang sejarah, kebudayaan, promosi, dan
sebagainya. Film aniamsi dapat menjelaskan sesuatu yang abstrak atau sulit
dijelaskan menjadi informasi yang dapat dengan mudah diterima audience-nya.
Saat ini, remaja Tionghoa Indonesia masih banyak yang menyukai film animasi.
Menurut Hugel (2013) generasi milenial tidak membatasi film animasi hanya cocok
ditonton oleh kalangan anak kecil melaikan semua umur. Beberapa alasan mereka
menyukai animasi adalah untuk hiburan menghilangkan stress, nostalgia masa
lalu, karya seni yang membutuhkan kemampuan tinggi, waktu dan usaha dan
sebagainya. Memanfaatkan fenomena ini, film animasi akan digunakan sebagai
media pengenalan kembali perayaan Cheng beng asali.