digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan ruang kelas. Ruang kelas harus memiliki mutu dan kualitas yang baik agar proses pembelajaran berlangsung optimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu dan kualitas sebuah ruangan adalah kondisi ruangan tersebut. Temperatur dan kelembapan merupakan parameter yang menentukan sebuah ruangan cocok untuk ditempati. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan simulasi ruang 4104-4105 menggunakan udara kering untuk menganalisis kondisi dan parameter kenyamanan ruangan tersebut. Dalam tugas sarjana ini, simulasi ruang 4104-4105 dilakukan menggunakan udara lembap. Kondisi simulasi yang dijalankan dengan memvariasikan jumlah orang di dalam ruangan yaitu 51 dan 94 dan kondisi pintu atau jendela yang terbuka atau tertutup. Tujuan tugas sarjana ini adalah untuk membandingkan hasil simulasi menggunakan udara kering dengan simulasi udara lembap berserta pengaruh kelembapan. Selain itu, kriteria kenyamanan akan dianalisis berdasarkan ASHRAE Standar 55 dan SNI untuk menentukan kondisi yang cocok untuk proses pembelajaran. Berdasarkan hasil simulasi, terjadi perbedaan hasil simulasi ruangan udara kering dan udara lembap. Pada simulasi udara lembap, temperatur akhir ruangan lebih tinggi, durasi simulasi lebih panjang, dan kemiringan grafik penurunan temperatur lebih landai. Namun, pada simulasi 94 orang dengan kondisi lingkungan bulan September 2015 hasil temperatur akhir lebih rendah dari simulasi 94 orang dengan kondisi lingkungan pada September 2013. Fenomena temperatur yang tinggi ini disebabkan oleh RH udara lembap pada ruangan tersebut tinggi. Kondisi nyaman atau kenyamanan termal dievaluasi dengan mengambil 6 titik di ruang 4104-4105 pada setiap simulasi. Hasil yang didapatkan adalah kondisi nyaman tercapai pada titik 2 dan 4 pada simulasi 51 orang tertutup dan titik 4 pada simulasi 51 orang pintu terbuka dengan standar ASHRAE dan tidak ada titik yang nyaman pada standar SNI.