digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Julia Widi Alifah
PUBLIC Taupik Abidin

CHAPTER I.pdf w?
PUBLIC Taupik Abidin

CHAPTER II.pdf5?_
PUBLIC Taupik Abidin

CHAPTER III.pdf?j]
PUBLIC Taupik Abidin

CHAPTER IV.pdf5?_
PUBLIC Taupik Abidin

CHAPTER V.pdf w?
PUBLIC Taupik Abidin

REFERENCES & APPENDIX A-E.pdf)u
PUBLIC Taupik Abidin

Pertumbuhan di sektor alat tulis dan hobi diprediksi akan berkontribusi sebesar 22.6 juta terhadap volume market di tahun 2022. Prospek yang menjanjikan membuat banyak toko alat tulis bermunculan, salah satunya 999 Stationery yang terletak di Purbalingga, Jawa Tengah. 999 Stationery menjual hampir 10000 jenis barang dengan berbagai macam warna, jenis, merek dan harga. Untuk mengelola hampir 10.000 produk, 999 Stationery menghadapi beberapa kesulitan karena mereka tidak memiliki sistem untuk mengelola persediaan barang mereka. Karena kondisi ini 999 Stationery menghadapi biaya tinggi dikarena shortage dan overstock. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data historis permintaan 999 Stationery dari November 2018 - April 2019. Berdasarkan analisis fishbone akar masalah yang terjadi di 999 Stationery dibagi menjadi 3 aspek, metode, orang dan fasilitas. Studi ini hanya berfokus untuk menyelesaikan masalah di area metode yang mencakup tidak terdapat sistem untuk menentukan ROP, safety stock, dan jumlah pesanan, selain itu mereka jarang mempertimbangkan data historis saat membuat keputusan tentang persediaan barang. Penelitian ini menggunakan simulasi MRP untuk membantu menentukan biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan biaya shortage. Untuk ROP dan safety stock menggunakan model probabilistik. Sedangkan untuk jumlah pesanan akan menggunakan formula EOQ. Pada akhirnya akan ada perbandingan biaya antara kebijakan persediaan awal dan kebijakan persediaan yang diusulkan. Dari perbandingan kita dapat menentukan kondisi mana yang memiliki total biaya terendah untuk 999 Stationery. Berdasarkan penelitian, 80% -98% dari total biaya, merupakan biaya penyimpanan, hal ini menandakan 999 stationery memiliki banyak stok tersimpan. Dalam strategi yang diusulkan, persentase biaya penyimpanan hampir sama dengan kebijakan persediaan saat ini. Tetapi karena total biaya berkurang begitupula biaya penyimpanan, tetapi terdapat sedikit peningkatan pada biaya shortage untuk 3 jenis produk yaitu notebook SIDU 38, Standard AE 7, dan Pencil Staedtler 2B. Meskipun ada peningkatan biaya shortage tetapi hal tersebut masih dapat ditoleransi karena tidak di atas 5% dari total permintaan. Hasil perbandingan biaya untuk 5 produk yang dipilih adalah penurunan total biaya untuk buku tulis SIDU 38 sebesar Rp 790.500,00, pulpen AE 7 sekitar Rp1.173.600,00, pensil 2B sebesar Rp 941.160,00, lem hanakol IDR 430.800,00 dan IDR 2.363.000,00 untuk spidol Snowman .Analisis menunjukkan bahwa strategi yang diusulkan dapat diterapkan sebagai solusi untuk 999 Stationery karena strategi yang diusulkan memberikan biaya yang lebih rendah daripada strategi yang digunakan oleh 999 Stationery saat ini. Tetapi, karena 999 Stationery memiliki hampir 10.000 produk, akan lebih baik jika 999 Stationery membuat sistem baru yang dapat membantu mereka menghitung ROP, safety stock dan jumlah pesanan berdasarkan simulasi MRP dan juga analisis biaya.