digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019 TS PP RAHMI PRATIWI.pdf ]
PUBLIC Dewi Supryati

PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bonafide yang tak lepas dari penilaian auditor. Audit merupakan suatu proses penilaian/ kegiatan evaluasi yang sistematis untuk menilai efisiensi dan efektifitas sebuah proses bisnis yang dijalankan. Pada saat ini berdasarkan hasil audit ditemukan hasil dengan temuan minor dan observasi dari segi evaluasi kinerja supplier. Temuan minor menyatakan bahwa kriteria penilaian belum sepenuhnya obyektif, sedangkan pada temuan observasi dinyatakan bahwa kriteria harus direview kembali agar terukur dan realistis. Instrumen penilaian/ indikator untuk mengevaluasi kinerja supplier saat ini yang digunakan adalah tidak terperinci, hanya sebatas penilaian secara umum. Instrumen penilaiaan tersebut mencakup aspek delivery, kualitas, service, administrasi, keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), lingkungan dan finansial. Berdasarkan instrumen penilaian tersebut dan berdasarkan hasil temuan audit, maka dilakukan pengembangan instrumen penilaian agar diperoleh indikator yang lebih terperinci dan objektif. Instrumen penilaian atau indikator merupakan effect dari dimensi yang dinilai, sehingga indikator pada penelitian ini bersifat reflektif karena ingin melihat hubungan elemen dalam merefleksikan indikator-indikator di dalamnya. Pengembangan model untuk memperoleh instrumen penilaian dilakukan berdasarkan model acuan Liquiddanu (2015) dan hasil pengembangan diuji menggunakan metode Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Pembobotan dihasilkan melalui model diagram jalur Haenlein dan Kaplan (2004) agar dapat menganalisa pola hubungan di antara variabel serta pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Berdasarkan pengembangan model konseptual didapatkan satu aspek baru yang akan digunakan dalam mengevaluasi kinerja supplier. Aspek tersebut ialah aspek purna jual. Hasil pengembangan model konseptual dan operasional diperoleh sejumlah tiga indikator, lima elemen, dan dua jenis indikator yang terdiri dari lima indikator persyaratan berupa dokumen dan sertifikat dan 17 indikator penilaian berupa kinerja yang dilakukan supplier. Tiga dimensi penilaian yang dihasilkan meliputi aspek kualitas, pengiriman, dan purna jual. Enam elemen penilaian yang dihasilkan meliputi kualitas barang, manajemen kualitas, keandalan pengiriman, respon administrasi, dan layanan. 17 indikator terbagi ke dalam tiga dimensi penilaian yaitu delapan indikator pada aspek kualitas, lima indikator pada aspek pengiriman, dan empat indikator pada aspek purna jual. Bobot terbesar pada dimensi penilaian didapat dari aspek after sale (47,61%), aspek delivery (27,71%) dan aspek quality (24,68%). Lima bobot indikator terbesar ialah layanan pemeliharaan dan perbaikan (12,02%), layanan cepat tanggap menyelesaikan keluhan pelanggan (12,02%), layanan penanganan transportasi (11,98%), layanan garansi barang (11,58%), dan ketepatan pengiriman dokumen (6,11%).