Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia, BUMN harus siap menghadapi tantangan dan perubahan ke depan. Semua karyawan
BUMN memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan
tantangan didepan. Manajemen sumber daya manusia harus menjadi salah satu fokus BUMN.
PT. Len Industri (Persero) adalah BUMN yang bergerak di bidang industri elektronik. LEN
melakukan transformasi bisnis menjadi Perusahaan Integrator Sistem. LEN tentu memiliki
Program Manajemen Pengetahuan yang telah diatur dalam peraturan perusahaan, yang perlu
diukur tingkat kematangannya sehingga perusahaan dapat menentukan strategi implementasi
yang tepat sehingga dapat sejalan dengan program Kementerian BUMN
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi dari masalah yang ada di unit bisnis ICTN
terutama terkait dengan kualitas pekerjaan dalam implementasi proyek, melalui pendekatan
Manajemen Pengetahuan. Dampak dari manajemen proyek yang salah, sangat mempengaruhi
kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Penilaian KM APO digunakan sebagai alat
kuesioner untuk mengidentifikasi kekuatan dan area untuk perbaikan. Penelitian kualitatif
dilakukan melalui wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi empiris dari tokoh
kunci Unit Bisnis ICTN.
Rencana Implementasi KM diusulkan sebagai solusi bisnis, ini didasarkan pada hasil yang
diperoleh dari metode kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil wawancara, pada dasarnya
semua manajemen TIKN telah menerapkan konsep Manajemen Pengetahuan di unit kerja
masing-masing. Peneliti menemukan bahwa praktik KM pada ICTN dilakukan secara spontan
dan tidak sistematis. Dari 7 kategori Penilaian APO KM, Unit Bisnis ICTN memiliki skor
terendah dalam kategori Proses Pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa manajemen
pengetahuan belum menjadi bagian dari strategi organisasi, dan hanya digunakan sebagai alat
untuk memfasilitasi pelaksanaan pekerjaan, bukan sebagai budaya baru organisasi.