digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, BUMN harus siap menghadapi tantangan dan perubahan ke depan. Semua karyawan BUMN memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan mereka sesuai dengan tantangan didepan. Manajemen sumber daya manusia harus menjadi salah satu fokus BUMN. PT. Len Industri (Persero) adalah BUMN yang bergerak di bidang industri elektronik. LEN melakukan transformasi bisnis menjadi Perusahaan Integrator Sistem. LEN tentu memiliki Program Manajemen Pengetahuan yang telah diatur dalam peraturan perusahaan, yang perlu diukur tingkat kematangannya sehingga perusahaan dapat menentukan strategi implementasi yang tepat sehingga dapat sejalan dengan program Kementerian BUMN Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi dari masalah yang ada di unit bisnis ICTN terutama terkait dengan kualitas pekerjaan dalam implementasi proyek, melalui pendekatan Manajemen Pengetahuan. Dampak dari manajemen proyek yang salah, sangat mempengaruhi kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Penilaian KM APO digunakan sebagai alat kuesioner untuk mengidentifikasi kekuatan dan area untuk perbaikan. Penelitian kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi empiris dari tokoh kunci Unit Bisnis ICTN. Rencana Implementasi KM diusulkan sebagai solusi bisnis, ini didasarkan pada hasil yang diperoleh dari metode kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil wawancara, pada dasarnya semua manajemen TIKN telah menerapkan konsep Manajemen Pengetahuan di unit kerja masing-masing. Peneliti menemukan bahwa praktik KM pada ICTN dilakukan secara spontan dan tidak sistematis. Dari 7 kategori Penilaian APO KM, Unit Bisnis ICTN memiliki skor terendah dalam kategori Proses Pengetahuan. Ini menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan belum menjadi bagian dari strategi organisasi, dan hanya digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi pelaksanaan pekerjaan, bukan sebagai budaya baru organisasi.