Pages_from_TA_PP_SITA_PRIMADEVI_1_-_COVER.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pages_from_TA_PP_SITA_PRIMADEVI_1_-_BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pages_from_TA_PP_SITA_PRIMADEVI_1_-_BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pages_from_TA_PP_SITA_PRIMADEVI_1_-_BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pages_from_TA_PP_SITA_PRIMADEVI_1_-_BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pages_from_TA_PP_SITA_PRIMADEVI_1_-_BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pages_from_TA_PP_SITA_PRIMADEVI_1_-_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Saat ini Indonesia merupakan negara dengan intensitas bencana yang cukup tinggi. Bencana
alam yang sering terjadi di Indonesia di antaranya gempa bumi, tsunami, letusan gunung
berapi, gerakan tanah, banjir, angin puting beliung, dan sebagainya. Kondisi Indonesia yang
sangat rawan bencana ini menuntut kemampuan penanggulangan bencana yang tinggi baik
dalam pengurangan risiko bencana maupun dalam penanganan atau adaptasi terhadap
bencana. Salah satu kesiapan yang harus dilakukan adalah dalam proses rehabilitasi pasca
bencana. Pelaksanaan pemulihan pasca bencana dilakukan untuk mengembalikan kondisi
wilayah kembali seperti keadaan semula ataupun lebih baik lagi dari sebelumnya dengan
menormalisasi sektor-sektor yang lumpuh akibat bencana. Keberhasilan program pemulihan
bencana di suatu wilayah dapat dipengaruhi oleh ketahanan masyarakat dalam proses
pemulihan pasca bencana. Penulis mempelajari bagaimana ketahanan masyarakat mampu
memengaruhi kondisi pemulihan pasca bencana berdasarkan Disaster Resilience of Place
Model (DROP). Penulis mengambil kasus yang terjadi di Kabupaten Sukabumi yakni Gempa
bumi berkekuatan 6,3 SR pada 23 Januari 2018 tepatnya di Desa Cihamerang sebagai Desa
paling terdampak akibat bencana gempa bumi tersebut. Hasil penilaian terhadap kondisi
ketahanan masyarakat Desa Cihamerang, Kabupaten Sukabumi diperoleh melalui penilaian
terhadap pengetahuan masyarakat mengenai aspek kebencanaan, respon masyarakat
terhadap bencana dan kearifan lokal yang berlaku di masyarakat. Dari penilaian tersebut
diketahui bahwa pengetahuan masyarakat terhadap aspek kebencanaan merupakan aspek
paling rendah dalam penilaian ketahanan masyarakat. Untuk itu diperlukan peningkatan
pengetahuan masyarakat terhadap aspek kebencanaan dengan memanfaatkan potensi
Kearifan Lokal yang ada.